Detiksport INFO
Senin, 17 Februari 2025
Panasnya Persaingan Timnas U-22 Indonesia, Nadeo Singgung Pencoretan Kiper Muda Psm Makassar
Panasnya Persaingan Timnas U-22 Indonesia, Nadeo Singgung Pencoretan Kiper Muda PSM Makassar
Kiper Borneo FC, Nadeo Argawinata, menyinggung pencoretan kiper PSM Makassar, Hilman Syah, dari program pembinaan camp timnas U-22 Indonesia.
Nadeo Argawinata akhirnya memenuhi panggilan timnas U-22 Indonesia.
Kiper Borneo FC itu telah bergabung dengan pelatihan camp timnas U-22 Indonesia di Lapangan ABC Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).
Pemain berusia 21 tahun itu diminta untuk menggantikan posisi Hilman Syah yang telah terdegradasi dari TC pekan pertama.
"Intinya aku bukan untuk menggantikan Hilman, karena coach Indra Sjafri kemarin juga sudah bilang memilih yang terbaik dari yang terbaik, bukan berarti yang kemarin jelek," tutur Nadeo dikutip dari laman resmi PSSI.
Hilman harus dicoret dari timnas U-22 Indonesia lantaran sempat mengalami cedera.
Sebagai pengganti kiper muda PSM Makassar tersebut, Nadeo merasa bersyukur mampu bergabung dengan timnas U-22 Indonesia di bawah isyarat Indra Sjafri.
"Seperti pemain yang lain, pasti aku bersyukur (bisa bergabung dengan timnas U-22 Indonesia)," ungkapnya menambahkan.
Kiper muda jebolan Persik Kediri U-21 itu akan bersaing dengan formasi kiper muda di Liga 1 2018 mirip Awan Setho Raharjo, Satria Tama, dan Muhammad Riyandi.
Bicara postur, Nadeo layak diperhitungkan menjadi tameng gawang Garuda Muda.
Kiper asal Kediri itu memiliki tinggi tubuh 187 cm, jauh lebih unggul dari ketiga nama tersebut.
Awan Setho menjadi kiper terpendek timnas U-22 Indonesia dengan postur 175 cm.
Nantinya, beberapa dari mereka akan menjadi kekuatan dari timnas U-22 Indonesia di ajang Piala AFF U-22 2019.
sumber : www.bolasport.com
Minggu, 16 Februari 2025
Bungkam Kamboja, Timnas Indonesia Melaju Ke Semifinal Piala Aff U-22
Bungkam Kamboja, Timnas Indonesia Melaju ke Semifinal Piala AFF U-22
Timnas Indonesia U-22 berhasil berhasil melaju ke babak semifinal Piala AFF U-22 usai menang atas Kamboja dalam sabung terakhir Grup B Piala AFF U-22, di Olympic Stadium, Phnom Penh, Jumat (22/2/2019).
Indonesia menang dengan skor 2-0 atas Kamboja. Dua gol diborong semua oleh Marinus Wanewar.
Diawal tubruk justru Kamboja lebih dulu menekan sisi lini pertahanan Indonesia. Menit ke-5 peluang pertama didapat oleh pemain Kamboja melalui tendangan bebas.
Beruntung, kiper Awan Seto masih sigap mengamankan bola dengan tangkapan yang dia lakukan.
Sektor lini tengah Indonesia diawal-awal adu belum mampu mengontrol permainan. Lutfi Kamal yang dipercaya sebagai jenderal lapangan tengah juga belum bisa memberikan umpan matang ke lini depan yang diisi Marinus Wanewar dan Osvaldo Haay.
Hingga akibatnya Indonesia mampu memafaatkan peluang yang didapat pada menit ke-18 melalui pergerakan Witan Sulaeman dari sisi sayap.
Witan yang melihat celah di kotak penalti, bisa memperlihatkan umpan anggun ke arah Marinus. Hal ini pun tidak disia-siakan oleh Marinus dengan menjebol gawang Kamboja. Indonesia unggul 1-0.
Unggul satu gol, tak menciptakan skuat Indra Sjafri mengendurkan serangan. Dimenit ke-28, peluang emas didapat oleh Osvaldo Haay.
Sukses melewati perlawanan dari bek Kamboja di kotak penalti, Osvaldo mencoba menembakkan bola ke gawang Kamboja. Sayang, bola masih mengenai kaki dari pemain Kamboja dan hanya menghasilkan sepak pojok.
Menit ke-33, peluang didapat oleh Kamboja melalui striker mereka, Sieng Chantea. Memanfaatkan umpan matang dari rekannya, Chantea langsung menyundul bola tepat mengarah ke gawang Indonesia. Namun, peluang tersebut berhasil dipatahkan oleh Iwan Setho yang bisa menangkap bola dengan sangat baik.
Hingga simpulan babak pertama usai, skor 1-0 pun berakhir untuk keunggulan sementara Indonesia atas Kamboja.
Baru satu menit babak kedua berjalan, peluang eksklusif diciptakan oleh Osvaldo Haay. Menerima umpan matang dari rekannya ke kotak penalti, Osvaldo yang bangkit kosong eksklusif menyambar bola melalui sundulannya. Sayang, sundulan dari Osvaldo masih menyamping dari gawang Kamboja.
Peluang juga didapat oleh Gian Zola pada menit ke-59 di kotak penalti, sehabis mendapat umpan dari Osvaldo. Sayang, kesempatan emas tersebut gagal dimanfaatkan oleh Zola sehabis tendangannya mampu digagalkan kiper Kamboja, Soksela, melalui tepisannya.
Beberapa kali peluang terbuka bagi Osvaldo Haay di lini pertahanan gawang Kamboja. Namun, selalu saja bola tak mampu dikuasai oleh Osvaldo sehingga peluang emas tersebut terbuang sia-sia.
Permainan mengendur dari kesebelasan Kamboja di babak kedua ini. Hanya beberapa tembakan tak membahayakan yang mampu dilepaskan oleh para pemain Kamboja.
Menit ke-77 Witan ditarik keluar lapangan usai mengalami duduk perkara di kakinya. Ia pun digantikan oleh Fredyan Sugianto.
Indonesia berhasil menambah pundi-pundi golnya pada menit ke-82 melalui Marinus. Sontekan kaki kiri Marinus sukses menjebol gawang dari Kamboja. Indonesia unggul 2-0.
Tak ada lagi peluang yang tercipta sampai menjelang final babak kedua. Hingga akhirya skor 1-0 pun berhasil dipertahankan oleh timnas Indonesia atas Kamboja.
Kemenangan ini membuat Indonesia berhak melaju ke babak semifinal Piala AFF U-22 menemani Kamboja, yang menjadi juara Grup B.
Susunan Pemain:
Indonesia: Awan Setho; Firza Andika, Nurhidayat Haji Haris, Bagas Adi Nugroho, Bagas Adi, Nurhidayat, Asnawi; Sani Rizki Fauzi, Muhammad Luthfi, Gian Zola; Witan Sulaeman, Marinus Wanewar, Osvaldo Haay
Kamboja: Keo Soksela; Seut Baraing, Cheng Meng, Ouk Sovann, Chong Bunnath, Sin Sophanat; Om Chanpolin, Teath Kim Heng, Tes Sambath; Sieng Chantea
sumber : bolalob.com
Kamis, 06 Februari 2025
3 Pemain Timnas Yang Tak Layak Jadi Starter! No 1 Riko Simanjuntak, No 2 Kalian Pasti Tahu
3 Pemain Timnas yang Tak Layak Jadi Starter! No 1 Riko Simanjuntak, No 2 Kalian Pasti Tahu
AFF Suzuki Cup - Timnas Indonesia telah dipersiapkan untuk berhadapan dengan juara bertahan edisi 2016 kemarin, Thailand di Rajamangala Stadium dalam sebuah berkelahi yang bertajuk Matchday 3 AFF Suzuki cup 2018.
Kemenangan yakni misi utama skuad Garuda, jikalau benar-benar ingin menjaga asa lolos ke semifinal, mengingat Timnas Indonesia gres meraih 3 point dari 2 penampilannya.
Maka dari itu, susunan pemain yang diturunkan sebagai starter yakni kunci pertama kesuksesan sebuah Tim. Kemudian, siapa super-sub yang akan masuk di babak kedua, ialah kunci kedua kesuksesan sebuah Tim.
Dan dari dua pertandingan yang sudah dijalani sebelumnya, sudah teridentifikasi bahwa terdapat 3 pemain yang tidak layak bermain sebagai starter. So, siapakah ke-3 pemain tersebut?
1. Riko Simanjuntak
Seperti yang saya jelaskan diatas, kesuksesan kedua sebuah Tim ialah siapa pemain yang bakal menjadi super-sub di babak kedua. Dan Riko Simanjuntak, tidak layak masuk sebagai starter alasannya ia jauh lebih efektif jikalau diturunkan sebagai pembeda di pertengahan babak kedua.
Lahir di Pematang Siantar pada 26 Januari 1992, nama Riko Simanjuntak bersinar sejak pertama bergabung dengan Persija Jakarta di awal animo 2017. Dari total 33 penampilan sang pemain bersama Persija di semua Liga 1 dan AFC Cup, Riko sukses mencetak 3 gol dan mengirimkan 17 assists seperti yang dikutip dari transfermarkt.com (17/11/2018).
2. Gavin Kwan Adsit
Nah, untuk pemain yang berada pada daftar nomor kedua ini yaitu pemain Barito Putera, Gavin Kwan Adsit. Kalian tentu sudah tahu jika penampilan Gavin Kwan ketika Indonesia berjumpa Timor Leste 13 November 2018 kemarin amat sangat jelek.
Memiliki kesempatan sebagai starter menggantikan Putu Gede Juni Antara yang terkena kartu merah, Gavin gagal menampilkan performa terbaik dan sering kali gagal menunjukkan umpan akurat.
3. Rizky Pora
Kemudian nama yang terakhir tidak lain yakni Rizky Pora. Memiliki kesempatan sebagai starter dikala hadapi Singapura di matchday perdana 9 November 2018 kemarin, penampilan Rizky Pora jauh dibawah keinginan.
Ya, sisi kiri pertahanan Indonesia selalu dicecar oleh Singapura dan dari sinilah awal terciptanya gol Singapura yang dicetak oleh Hariss Harun pada menit ke-37'. Ketidakmampuan Rizky dalam menjaga lini pertahanan membuat keinginan Indonesia meraih 3 point di sabung perdana pupus.
Okelah guys, publik sepakbola Indonesia hanya berharap semoga semoga Bima Sakti benar-benar membawa Stefano Lilipaly cs meraih gelar Juara Piala AFF 2018. Karena saat gagal sebagai pemain, Bima Sakti bakal meraih sukses sebagai Pelatih.
sumber : ucnews.com
AFF Suzuki Cup - Timnas Indonesia telah dipersiapkan untuk berhadapan dengan juara bertahan edisi 2016 kemarin, Thailand di Rajamangala Stadium dalam sebuah berkelahi yang bertajuk Matchday 3 AFF Suzuki cup 2018.
Kemenangan yakni misi utama skuad Garuda, jikalau benar-benar ingin menjaga asa lolos ke semifinal, mengingat Timnas Indonesia gres meraih 3 point dari 2 penampilannya.
Maka dari itu, susunan pemain yang diturunkan sebagai starter yakni kunci pertama kesuksesan sebuah Tim. Kemudian, siapa super-sub yang akan masuk di babak kedua, ialah kunci kedua kesuksesan sebuah Tim.
Dan dari dua pertandingan yang sudah dijalani sebelumnya, sudah teridentifikasi bahwa terdapat 3 pemain yang tidak layak bermain sebagai starter. So, siapakah ke-3 pemain tersebut?
1. Riko Simanjuntak
Seperti yang saya jelaskan diatas, kesuksesan kedua sebuah Tim ialah siapa pemain yang bakal menjadi super-sub di babak kedua. Dan Riko Simanjuntak, tidak layak masuk sebagai starter alasannya ia jauh lebih efektif jikalau diturunkan sebagai pembeda di pertengahan babak kedua.
Lahir di Pematang Siantar pada 26 Januari 1992, nama Riko Simanjuntak bersinar sejak pertama bergabung dengan Persija Jakarta di awal animo 2017. Dari total 33 penampilan sang pemain bersama Persija di semua Liga 1 dan AFC Cup, Riko sukses mencetak 3 gol dan mengirimkan 17 assists seperti yang dikutip dari transfermarkt.com (17/11/2018).
2. Gavin Kwan Adsit
Nah, untuk pemain yang berada pada daftar nomor kedua ini yaitu pemain Barito Putera, Gavin Kwan Adsit. Kalian tentu sudah tahu jika penampilan Gavin Kwan ketika Indonesia berjumpa Timor Leste 13 November 2018 kemarin amat sangat jelek.
Memiliki kesempatan sebagai starter menggantikan Putu Gede Juni Antara yang terkena kartu merah, Gavin gagal menampilkan performa terbaik dan sering kali gagal menunjukkan umpan akurat.
3. Rizky Pora
Kemudian nama yang terakhir tidak lain yakni Rizky Pora. Memiliki kesempatan sebagai starter dikala hadapi Singapura di matchday perdana 9 November 2018 kemarin, penampilan Rizky Pora jauh dibawah keinginan.
Ya, sisi kiri pertahanan Indonesia selalu dicecar oleh Singapura dan dari sinilah awal terciptanya gol Singapura yang dicetak oleh Hariss Harun pada menit ke-37'. Ketidakmampuan Rizky dalam menjaga lini pertahanan membuat keinginan Indonesia meraih 3 point di sabung perdana pupus.
Okelah guys, publik sepakbola Indonesia hanya berharap semoga semoga Bima Sakti benar-benar membawa Stefano Lilipaly cs meraih gelar Juara Piala AFF 2018. Karena saat gagal sebagai pemain, Bima Sakti bakal meraih sukses sebagai Pelatih.
sumber : ucnews.com
Rabu, 05 Februari 2025
Heboh !!! Jepang Sudah Dikalahkan !! Tinggal Sikat Iran, Timnas U-16 Auto Lolos Piala Dunia
Heboh !!! Jepang Sudah DiKalahkan !! Tinggal Sikat Iran, Timnas U-16 Auto Lolos Piala Dunia
Tim nasional indonesia U-16 bersiap untuk memenuhi sasaran Mencapai putaran piala dunia U-17 tahun depan yang di laksanakan Di peru.
Sekarang Tim Asuhan Fachry Husaini Sedang Mempersiapkan diri menjelang gelaran piala asia U-16 dan menjalani Training camp di malaysia. Mereka disana melaksanakan Sejumlah Pertandingan uji coba semoga mampu hasil yang memuaskan di piala asia dan melenggang ke putaran simpulan Piala dunia.
Modal bagus tim garuda ingusan adalah Saat mengalahkan tim besar asia, Jepang. dalam turnamen Jenesys cup 2018 di negara Sinji kagawa tinggal tersebut. Mereka mengalahkan jepang dengan skor tipis satu gol tanpa balas.
Dan pada piala asia nanti, jika timnas indonesia U-16 mampu mengalahkan Iran mampu dipastikan Indonesia dapat masuk piala dunia ini alasannya adalah Iran Adalah Tim kuat asia, bila rendy juliansyah mampu kalahkan iran bukan tidak mungkin Tim besar lainnya mampu mereka kalahkan.
Dikutip Tribunnews.com Laga ini tayang secara live di MNC Tv pukul 15:30 WIB. Kemudian Indonesia akan meladeni Vietnam Tiga hari berikutnya 24 September di Stadion Nasional Bukit Jalil pukul 19:45 WIB.
Terakhir Indonesia akan meladeni India pada 27 September pukul 19:45 WIB di Stadion UM Arena.
sumber : ucnnews.com
Tim nasional indonesia U-16 bersiap untuk memenuhi sasaran Mencapai putaran piala dunia U-17 tahun depan yang di laksanakan Di peru.
Sekarang Tim Asuhan Fachry Husaini Sedang Mempersiapkan diri menjelang gelaran piala asia U-16 dan menjalani Training camp di malaysia. Mereka disana melaksanakan Sejumlah Pertandingan uji coba semoga mampu hasil yang memuaskan di piala asia dan melenggang ke putaran simpulan Piala dunia.
Modal bagus tim garuda ingusan adalah Saat mengalahkan tim besar asia, Jepang. dalam turnamen Jenesys cup 2018 di negara Sinji kagawa tinggal tersebut. Mereka mengalahkan jepang dengan skor tipis satu gol tanpa balas.
Dan pada piala asia nanti, jika timnas indonesia U-16 mampu mengalahkan Iran mampu dipastikan Indonesia dapat masuk piala dunia ini alasannya adalah Iran Adalah Tim kuat asia, bila rendy juliansyah mampu kalahkan iran bukan tidak mungkin Tim besar lainnya mampu mereka kalahkan.
Dikutip Tribunnews.com Laga ini tayang secara live di MNC Tv pukul 15:30 WIB. Kemudian Indonesia akan meladeni Vietnam Tiga hari berikutnya 24 September di Stadion Nasional Bukit Jalil pukul 19:45 WIB.
Terakhir Indonesia akan meladeni India pada 27 September pukul 19:45 WIB di Stadion UM Arena.
sumber : ucnnews.com
Senin, 27 Januari 2025
Mengenang Pesan Luis Milla Sebelum Pergi Dari Timnas! Sadarlah Kau Bima,Lebih Baik Mundur!
Mengenang Pesan Luis Milla Sebelum Pergi Dari Timnas! Sadarlah Kau Bima,Lebih Baik Mundur!
Pasca Kekalahan Indonesia atas Thailand dengan skor 4:2, peluang Timnas Indonesia nampaknya untuk sekedar lolos Grup B hampir tidak mungkin. Bahkan kalau Indonesia menang besar pun atas Filipina belum tentu mampu meloloskan Indonesia ke babak semifinal.
Indonesia harus berdoa dan berharap banyak dengan Thailand agar bisa mengalahkan Singapura dan Filipina dipertandingan selanjutnya, jikalau Filipina bermain seri saja atau bahkan menang lawan Thailand selesai lah peluang Indonesia di AFF 2018.
Dengan kata lain peluang Indonesia untuk lolos grup tidak hanya kerja keras pemain untuk mengalahkan Filipina di pertandingan terakhir 25 November mendatang, namun harus banyak berdoa dan berharap banyak pada Thailand untuk mampu mengalahkan Singapura dan Filipina. Sekali lagi peluang Indonesia hanya mampu di peroleh kalau Thailand bisa mengalahkan Singapura dan Thailand hanya itu saja.
Berikut klasemen sementara AFF 2018 Grup A dan B, miris lihat peluang Indonesia hampir tidak mungkin lolos!
Kita lupakan sejenak bicara peluang timnas, di sisu lain andai saja pelatih Bima Sakti mau menyimak baik-baik pesan Luis Milla ini pasti takkan mau Bima jadi pelatih.
Berikut cuitan Luis Milla sebelum pergi meninggalkan Timnas Indonesia
Permainan Timnas saat bermain di Asian Games kemudian, tidak nampak lagi di AFF 2018 kali ini. Padahal bahan skuat sebagian besar masih diisi oleh pemain yang menjadi andalan Luis Milla di Asian Games U23 Kesimpulannya, memang inilah resiko yang harus di terima Bima Sakti sebagai instruktur.
"Filosofi aku (Memanfaatkan) transisi. Itu paling penting di sepakbola modern. Di Asian Games itulah kelebihan kita. Begitu hilang bola kita harus merebut lagi dalam waktu lima detik,sepuluh detik" ujar bima seperti di kutip Goal.com
Bravo Timnas Indonesia!
Sumber:Goal.com
Pasca Kekalahan Indonesia atas Thailand dengan skor 4:2, peluang Timnas Indonesia nampaknya untuk sekedar lolos Grup B hampir tidak mungkin. Bahkan kalau Indonesia menang besar pun atas Filipina belum tentu mampu meloloskan Indonesia ke babak semifinal.
Indonesia harus berdoa dan berharap banyak dengan Thailand agar bisa mengalahkan Singapura dan Filipina dipertandingan selanjutnya, jikalau Filipina bermain seri saja atau bahkan menang lawan Thailand selesai lah peluang Indonesia di AFF 2018.
Dengan kata lain peluang Indonesia untuk lolos grup tidak hanya kerja keras pemain untuk mengalahkan Filipina di pertandingan terakhir 25 November mendatang, namun harus banyak berdoa dan berharap banyak pada Thailand untuk mampu mengalahkan Singapura dan Filipina. Sekali lagi peluang Indonesia hanya mampu di peroleh kalau Thailand bisa mengalahkan Singapura dan Thailand hanya itu saja.
Berikut klasemen sementara AFF 2018 Grup A dan B, miris lihat peluang Indonesia hampir tidak mungkin lolos!
Kita lupakan sejenak bicara peluang timnas, di sisu lain andai saja pelatih Bima Sakti mau menyimak baik-baik pesan Luis Milla ini pasti takkan mau Bima jadi pelatih.
Berikut cuitan Luis Milla sebelum pergi meninggalkan Timnas Indonesia
Permainan Timnas saat bermain di Asian Games kemudian, tidak nampak lagi di AFF 2018 kali ini. Padahal bahan skuat sebagian besar masih diisi oleh pemain yang menjadi andalan Luis Milla di Asian Games U23 Kesimpulannya, memang inilah resiko yang harus di terima Bima Sakti sebagai instruktur.
"Filosofi aku (Memanfaatkan) transisi. Itu paling penting di sepakbola modern. Di Asian Games itulah kelebihan kita. Begitu hilang bola kita harus merebut lagi dalam waktu lima detik,sepuluh detik" ujar bima seperti di kutip Goal.com
Bravo Timnas Indonesia!
Sumber:Goal.com
Senin, 20 Januari 2025
Ngeri !! Suporter Nyanyi Lagu Bagimu Negeri, Instruktur Mauritius Malah Bilang Gini , Sehabis Kalah !!
Ngeri !! Suporter Nyanyi Lagu Bagimu Negeri, Pelatih Mauritius Malah bilang gini,setelah kalah !!
Pertandingan uji coba antara Indonesia melawan Mauritius sudah berakhir dengan kemenangan tipis untuk Indonesia melalui gol yang dicetak Evan Dimas pada menit ke-90.
Namun, ada kesan yang tidak terlupakan bagi pelatih Mauritius selain hasil pertandingan. Kesan tersebut terjadi disaat ribuan suporter Indonesia menyanyikan lagu Bagimu Negeri seusai pertandingan. Melihat hal tersebut, pelatih Mauritius mengaku sangat suka dengan situasi dan mungkin tidak akan melupakannya.
“Saya juga sangat senang dengan suasana di sini, alasannya di simpulan pertandingan seluruh penonton Indonesia bernyanyi gotong royong,” ujar Francisco Filho dalam konfrensi pers usai pertandingan.
Selain lagu Bagimu Negeri, para suporter juga menyanyikan lagu nasional lain mirip Indonesia Pusaka.
Sumber: tribunnews.com
Pertandingan uji coba antara Indonesia melawan Mauritius sudah berakhir dengan kemenangan tipis untuk Indonesia melalui gol yang dicetak Evan Dimas pada menit ke-90.
Namun, ada kesan yang tidak terlupakan bagi pelatih Mauritius selain hasil pertandingan. Kesan tersebut terjadi disaat ribuan suporter Indonesia menyanyikan lagu Bagimu Negeri seusai pertandingan. Melihat hal tersebut, pelatih Mauritius mengaku sangat suka dengan situasi dan mungkin tidak akan melupakannya.
“Saya juga sangat senang dengan suasana di sini, alasannya di simpulan pertandingan seluruh penonton Indonesia bernyanyi gotong royong,” ujar Francisco Filho dalam konfrensi pers usai pertandingan.
Selain lagu Bagimu Negeri, para suporter juga menyanyikan lagu nasional lain mirip Indonesia Pusaka.
Sumber: tribunnews.com
Minggu, 19 Januari 2025
Timnas U-22 Indonesia Melangkah Ke Akhir Piala Aff U-22 Usai Bungkam Vietnam
Timnas U-22 Indonesia Melangkah ke Final Piala AFF U-22 Usai Bungkam Vietnam
SUPERBALL.ID - Timnas U-22 Indonesia menang tipis 1-0 atas Vietnam dalam semifinal Piala AFF U-22 2019 di Stadion Olympic, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (24/2/2019) sore.
Gol tunggal dari Timnas U-22 Indonesia sukses dicetak oleh M Luthfi Kamal Baharsyah.
Dengan hasil itu Indonesia berhak melaju ke partai akhir Piala AFF U-22 2019 pada Selasa (26/2/2019) mendatang.
Di partai selesai, Indonesia akan melawan pemenang antara tuan rumah Kamboja dan Thailand yang bermain pada Minggu (24/2/2019) malam ini.
Pada babak pertama, Indonesia kesulitan untuk menembus pertahanan Vietnam yang dihuni oleh lima bek sekaligus.
Bahkan Marinus Wanewar tak bisa berkutik dengan penjagaan ketat barisan belakang Vietnam.
Indonesia justru tertekan dan Vietnam memperoleh kesempatan pada menit ke-19 lewat tandukan dari Tran Duc Nam.
Pada menit ke-23, Vietnam kembali membahayakan barisan belakang Indonesia lewat sundulan Tran Duc Nam yang masih bisa diamankan Awan Setho.
Timnas U-22 Indonesia mulai menemukan irama permainan pada menit ke-35.
Pada menit ke-37, Osvaldo Haay melaksanakan tendangan keras dari luar kotak penalti, sayang masih mampu digagalkan kiper Vietnam.
Seusai jeda, Indonesia mulai bangun dan Marinus Wanewar hampir menjebol gawang Vietnam pada menit ke-48 memanfaatkan umpan dari Witan.
Pada menit ke-63 barisan belakang Indonesia melakukan blunder, untung saja tendangan keras dari Tran Duc Nam masih mampu ditangkap Awan Setho.
Pada menit ke-70 Indonesia akhirnya sukses menjebol gawang Vietnam lewat tendangan bebas yang dilakukan oleh Luthfi Kamal.
Unggul 1-0 membuat skuat Garuda Muda semakin termotivasi untuk menambah gol.
Namun mekasuki menit ke-80, Indonesia bertahan total alasannya adalah digempur oleh Vietnam yang mencoba membalas keadaan.
Sampai wasit meniupkan peluit final babak kedua, skor kemenangan 1-0 untuk Garuda Muda tetap bertahan.
Susunan Pemain:
Timnas U-22 Indonesia (4-3-3): Awan Setho; Asnawi Mangkualam Bahar, Nurhidayat Haji Haris, Bagas Adi Nugroho (C), Firza Andika; M Luthfi Kamal Baharsyah, Sani Rizki Fauzi, Gian Zola Nasrullah; Osvaldo Haay, Marinus Wanewar, Witan Sulaeman
Pelatih: Indra Sjafri
Timnas U-22 Vietnam (5-4-1): Phan Van Bieu; Nguyen Van Dat, Nguyen Hoang Duy, Nguyen Hung Thien Duc, Dung Quang Nho, Nguyen Van Hanh; Tran Thanh Son (C), Nguyen Huu Thang, Phan Thanh Hau, Le Van Xuan; Tran Duc Nam
Pelatih: Nguyen Quoc Tuan
sumber : superball.bolasport.com
Kamis, 16 Januari 2025
Makin Ganas, Karir Manis Kahfi Bersama Timnas Indonesia Justru Terancam Ancaman !!
Makin Ganas, Karir Bagus Kahfi Bersama Timnas Indonesia Justru Terancam Bahaya !!
Striker Timnas Indonesia U-16, Bagus Kahfi kembali membuktikan keganasannya sebagai juru gedor yang haus gol. Dilansir dari goal.com (12/09/2018) dalam sabung uji coba menghadapi Timnas Oman U-16, Bagus kembali menunjukkan penampilan apik dengan mencetak hattrick.
Namun melihat semakin ganasnya penampilan Bagus, kekhawatiran justru muncul dari aneka macam pihak. Dengan performanya yang terus menanjak, Bagus mungkin akan merasakan perkembangan karir yang terlalu cepat dari usianya saat ini.
Bukan hal yang tidak mungkin bila nantinya Bagus akan dipromosikan ke Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri. Lalu kalau kembali bisa pertanda performa yang menjanjikan, maka Bagus kembali berpeluang untuk promosi ke jenjang usia yang lebih tinggi, ialah Timnas U-23 bahkan senior.
Jika dilihat dari satu sisi, keadaan tersebut mungkin dianggap konkret bagi karir Bagus. Namun bila melihat dari sisi yang lebih luas menurut pengalaman-pengalaman yang ada, bermain di jenjang yang jauh dari usia seorang pemain justru akan berbahaya.
Sebagai contoh, beberapa pemain dunia karirnya justru berakhir singkat akhir perkembangan karir yang terlalu cepat. Misalnya saja Michael Owen yang 'dipaksa' bermain di Timnas Inggris Senior di usia yang gres menginjak 19 tahun. Mantan pemain Manchester United itu pun harus mencicipi karir yang terbilang singkat .
Hal yang sama mungkin saja akan terjadi pada Bagus kalau nanti dirinya dipaksakan bermain di jenjang usia yang terlalu tinggi. Maka walaupun ketika ini dirinya tengah on-fire, sebaiknya PSSI selaku organisasi induk sepak bola Indonesia mau mengawal karir Bagus semoga tidak berakhir seperti Michael Owen.
Nah, bagaimana komentar teman ..
sumber : ucnews.com
Striker Timnas Indonesia U-16, Bagus Kahfi kembali membuktikan keganasannya sebagai juru gedor yang haus gol. Dilansir dari goal.com (12/09/2018) dalam sabung uji coba menghadapi Timnas Oman U-16, Bagus kembali menunjukkan penampilan apik dengan mencetak hattrick.
Namun melihat semakin ganasnya penampilan Bagus, kekhawatiran justru muncul dari aneka macam pihak. Dengan performanya yang terus menanjak, Bagus mungkin akan merasakan perkembangan karir yang terlalu cepat dari usianya saat ini.
Bukan hal yang tidak mungkin bila nantinya Bagus akan dipromosikan ke Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri. Lalu kalau kembali bisa pertanda performa yang menjanjikan, maka Bagus kembali berpeluang untuk promosi ke jenjang usia yang lebih tinggi, ialah Timnas U-23 bahkan senior.
Jika dilihat dari satu sisi, keadaan tersebut mungkin dianggap konkret bagi karir Bagus. Namun bila melihat dari sisi yang lebih luas menurut pengalaman-pengalaman yang ada, bermain di jenjang yang jauh dari usia seorang pemain justru akan berbahaya.
Sebagai contoh, beberapa pemain dunia karirnya justru berakhir singkat akhir perkembangan karir yang terlalu cepat. Misalnya saja Michael Owen yang 'dipaksa' bermain di Timnas Inggris Senior di usia yang gres menginjak 19 tahun. Mantan pemain Manchester United itu pun harus mencicipi karir yang terbilang singkat .
Hal yang sama mungkin saja akan terjadi pada Bagus kalau nanti dirinya dipaksakan bermain di jenjang usia yang terlalu tinggi. Maka walaupun ketika ini dirinya tengah on-fire, sebaiknya PSSI selaku organisasi induk sepak bola Indonesia mau mengawal karir Bagus semoga tidak berakhir seperti Michael Owen.
Nah, bagaimana komentar teman ..
sumber : ucnews.com
Minggu, 12 Januari 2025
Martin O'neill And Roy Keane Leave Republic Of Ireland Roles
Martin O'Neill and Roy Keane leave Republic of Ireland roles
Republic of Ireland manager Martin O'Neill and his assistant Roy Keane have left their roles.
The pair were appointed in 2013 and guided the Republic to the last 16 of the 2016 European Championship.
However, they did not win a competitive game in 2018 and were relegated from Uefa Nations League Group B4.
"I thank Martin, Roy, and the management team for the impact they had," said Football Association of Ireland (FAI) chief John Delaney.
"There have been many highlights during Martin's reign - none more so than Euro 2016 in France, which will live long in the memory of all Irish supporters."
O'Neill, who leaves alongside his backroom team of Keane, Steve Guppy and goalkeeping coach Seamus McDonagh, signed a contract extension in January to remain as manager until 2020.
The FAI statement said the governing body's board would "meet promptly to discuss the process of recruiting a new manager".
In a later statement, Keane said thanked the "FAI board for giving me that opportunity" to manage the Republic.
"It is with a heavy heart that I leave this role. It was one of my lifetime ambitions to take charge of the Irish senior squad."
Thanking his backroom team, O'Neill described Keane as "an inspirational figure in the world of football".
O'Neill pays price for difficult 2018
After their World Cup 2018 qualification hopes ended in a humiliating 5-1 home defeat by Denmark, the Republic's inaugural Nations League campaign was plagued by poor results and a string of off-field incidents.
In September, midfielder Harry Arter pulled out of the squad for games against Wales and Poland following a row with Keane.
O'Neill defended his assistant after audio emerged of defender Stephen Ward apparently describing the incident which led to Arter's withdrawal.
Although Arter would return to the squad for October's fixtures, highly rated West Ham teenager Declan Rice has remained absent since September.
The London-born defender continues to consider whether to represent the Republic, for whom he has featured in three friendlies, or England.
Relegation to the third tier of Uefa's new competition came as they collected just two points, scoring only once, in four games.
Speaking after Monday's scoreless draw in Denmark, O'Neill indicated that he wanted to remain in the job.
The 0-0 draw in Aarhus means the Republic, ranked 33rd in the world, have gone four matches without scoring a goal and failed to win a competitive match in 2018.
Euro 2016 the high point of O'Neill abad
The appointment of O'Neill and former captain Keane in November 2013 was greeted by a wave of optimism among supporters following the decline of the team under Giovanni Trapattoni, which had seen the Republic slump to 67th place in the Fifa world rankings.
The new management duo had almost a year to prepare for their first competitive fixture and successfully steered the side to Euro 2016 after a qualifying campaign that featured a 1-0 defeat of Germany before beating Bosnia-Herzegovina in a play-off.
A famous win against Italy at the European Championship secured a last 16 match against tournament hosts France but they were beaten 2-1 in Lyon.
Veteran players Robbie Keane and Shay Given retired after the end of the tournament but the Republic made a promising start to their 2018 World Cup qualifiers before a scoreless draw against Wales triggered a run of four competitive fixtures without a win and the heavy play-off loss to the Danes, which ended their prospects of qualifying for Russia.
"I will not forget the night in Lille when we beat Italy to secure the nation's best ever achievement in the Euros competition," reflected O'Neill.
"The terrific night we beat the World Champions Germany at home in Dublin, or James McClean's goal in that euphoric win against Wales in Cardiff that put us through to the play-offs for this year's World Cup."
In his 55 games in charge, O'Neill had a win ratio of just over 34% with 19 wins, 20 draws and 16 defeats and he used a total of 65 players, including 28 international debutants.
The 66-year-old handed international debuts to 12 players this year as the former Leicester, Sunderland and Celtic manager looked to build a new-look squad for the start of the Euro 2020 qualifying campaign.
The Republic will be among the third seeds for the European qualifiers when the draw is made in Dublin on 2 December.
McCarthy and Kenny among possible contenders
Former Republic manager Mick McCarthy is already being linked with the job and, perhaps significantly, is available following his departure from Ipswich Town in April.
McCarthy guided the Irish to the 2002 World Cup finals and despite his infamous bust-up with Roy Keane on the eve of that tournament, remains highly regarded by the FAI.
Even before O'Neill's departure, there were voices in the Irish media saying that Dundalk manager Stephen Kenny should be next in line following his successes with the League of Ireland champions.
Kenny guided Dundalk to the domestic double this year and his side have won the league title in four of his five seasons in charge.
Brighton boss Chris Hughton, who won 53 caps during his Republic career, is also high in the betting but the FAI could face a difficult task in prising him away from the Premier League club.
SOURCE
Republic of Ireland manager Martin O'Neill and his assistant Roy Keane have left their roles.
The pair were appointed in 2013 and guided the Republic to the last 16 of the 2016 European Championship.
However, they did not win a competitive game in 2018 and were relegated from Uefa Nations League Group B4.
"I thank Martin, Roy, and the management team for the impact they had," said Football Association of Ireland (FAI) chief John Delaney.
"There have been many highlights during Martin's reign - none more so than Euro 2016 in France, which will live long in the memory of all Irish supporters."
O'Neill, who leaves alongside his backroom team of Keane, Steve Guppy and goalkeeping coach Seamus McDonagh, signed a contract extension in January to remain as manager until 2020.
The FAI statement said the governing body's board would "meet promptly to discuss the process of recruiting a new manager".
In a later statement, Keane said thanked the "FAI board for giving me that opportunity" to manage the Republic.
"It is with a heavy heart that I leave this role. It was one of my lifetime ambitions to take charge of the Irish senior squad."
Thanking his backroom team, O'Neill described Keane as "an inspirational figure in the world of football".
O'Neill pays price for difficult 2018
After their World Cup 2018 qualification hopes ended in a humiliating 5-1 home defeat by Denmark, the Republic's inaugural Nations League campaign was plagued by poor results and a string of off-field incidents.
In September, midfielder Harry Arter pulled out of the squad for games against Wales and Poland following a row with Keane.
O'Neill defended his assistant after audio emerged of defender Stephen Ward apparently describing the incident which led to Arter's withdrawal.
Although Arter would return to the squad for October's fixtures, highly rated West Ham teenager Declan Rice has remained absent since September.
The London-born defender continues to consider whether to represent the Republic, for whom he has featured in three friendlies, or England.
Relegation to the third tier of Uefa's new competition came as they collected just two points, scoring only once, in four games.
Speaking after Monday's scoreless draw in Denmark, O'Neill indicated that he wanted to remain in the job.
The 0-0 draw in Aarhus means the Republic, ranked 33rd in the world, have gone four matches without scoring a goal and failed to win a competitive match in 2018.
Euro 2016 the high point of O'Neill abad
The appointment of O'Neill and former captain Keane in November 2013 was greeted by a wave of optimism among supporters following the decline of the team under Giovanni Trapattoni, which had seen the Republic slump to 67th place in the Fifa world rankings.
The new management duo had almost a year to prepare for their first competitive fixture and successfully steered the side to Euro 2016 after a qualifying campaign that featured a 1-0 defeat of Germany before beating Bosnia-Herzegovina in a play-off.
A famous win against Italy at the European Championship secured a last 16 match against tournament hosts France but they were beaten 2-1 in Lyon.
Veteran players Robbie Keane and Shay Given retired after the end of the tournament but the Republic made a promising start to their 2018 World Cup qualifiers before a scoreless draw against Wales triggered a run of four competitive fixtures without a win and the heavy play-off loss to the Danes, which ended their prospects of qualifying for Russia.
"I will not forget the night in Lille when we beat Italy to secure the nation's best ever achievement in the Euros competition," reflected O'Neill.
"The terrific night we beat the World Champions Germany at home in Dublin, or James McClean's goal in that euphoric win against Wales in Cardiff that put us through to the play-offs for this year's World Cup."
In his 55 games in charge, O'Neill had a win ratio of just over 34% with 19 wins, 20 draws and 16 defeats and he used a total of 65 players, including 28 international debutants.
The 66-year-old handed international debuts to 12 players this year as the former Leicester, Sunderland and Celtic manager looked to build a new-look squad for the start of the Euro 2020 qualifying campaign.
The Republic will be among the third seeds for the European qualifiers when the draw is made in Dublin on 2 December.
McCarthy and Kenny among possible contenders
Former Republic manager Mick McCarthy is already being linked with the job and, perhaps significantly, is available following his departure from Ipswich Town in April.
McCarthy guided the Irish to the 2002 World Cup finals and despite his infamous bust-up with Roy Keane on the eve of that tournament, remains highly regarded by the FAI.
Even before O'Neill's departure, there were voices in the Irish media saying that Dundalk manager Stephen Kenny should be next in line following his successes with the League of Ireland champions.
Kenny guided Dundalk to the domestic double this year and his side have won the league title in four of his five seasons in charge.
Brighton boss Chris Hughton, who won 53 caps during his Republic career, is also high in the betting but the FAI could face a difficult task in prising him away from the Premier League club.
SOURCE
Rabu, 25 Desember 2024
Ancaman,Persib Siaga Satu!
Bahaya,Persib Siaga Satu!
17 Mei 2018
Seperti dilansir Mochammad Syaban Rinaldi/simamaung.com (10/04/2018) Persib Bandung mewaspadai amukan armada Singo Edan dikala kedua tim bertemu pada minggu keempat Liga 1 2018. Arema memang sedang dalam kondisi terluka usai gagal meraih kemenangan atau kalah di tiga tabrak awal mereka musim ini. Skuat dengan kode Joko Susilo itu bahkan gres ditaklukkan Borneo FC 2-1 padahal sempat memimpin lebih dulu.
Mario Gomez pun mengatakan dirinya sudah menonton penampilan Arema saat bertamu ke markas Pesut malam. Hasil minor yang diterima Balsa Bolzovic dan kolega pun menurutnya tak bisa jadi teladan Persib akan mudah mencuri kemenangan. Justru ledakan amarah Arema yang bisa bawa Persib dalam duduk perkara.
“Kami menyaksikan tadi malam, Arema gres saja kalah dengan skor 2-1 dan di Minggu nanti pastinya akan jadi pertandingan yang sulit bagi kami,” ujar Gomez saat ditemui di Stadion SPORT Jawa barat Arcamanik, Selasa (10/4).
Pria asal Argentina itu pun memprediksi bentrokan kedua klub di Kanjuruhan selesai pekan ini akan sulit. Sebab Arema niscaya tampil mati-matian untuk memutus puasa kemenangan mereka. Sedangkan di sisi lain, Persib juga ingin melanjutkan rentetan hasil aktual usai mengakhiri paceklik pekan kemudian ketika menumpas Mitra Kukar.
“Pertandingan ini akan sulit bagi kami dan juga mereka (Arema). Karena mereka ingin menang dan kita juga sama-sama ingin menang pada tubruk tandang,” ujar mantan ajudan instruktur Inter Milan ini.
sumber : ucnews.com
17 Mei 2018
Seperti dilansir Mochammad Syaban Rinaldi/simamaung.com (10/04/2018) Persib Bandung mewaspadai amukan armada Singo Edan dikala kedua tim bertemu pada minggu keempat Liga 1 2018. Arema memang sedang dalam kondisi terluka usai gagal meraih kemenangan atau kalah di tiga tabrak awal mereka musim ini. Skuat dengan kode Joko Susilo itu bahkan gres ditaklukkan Borneo FC 2-1 padahal sempat memimpin lebih dulu.
Mario Gomez pun mengatakan dirinya sudah menonton penampilan Arema saat bertamu ke markas Pesut malam. Hasil minor yang diterima Balsa Bolzovic dan kolega pun menurutnya tak bisa jadi teladan Persib akan mudah mencuri kemenangan. Justru ledakan amarah Arema yang bisa bawa Persib dalam duduk perkara.
“Kami menyaksikan tadi malam, Arema gres saja kalah dengan skor 2-1 dan di Minggu nanti pastinya akan jadi pertandingan yang sulit bagi kami,” ujar Gomez saat ditemui di Stadion SPORT Jawa barat Arcamanik, Selasa (10/4).
Pria asal Argentina itu pun memprediksi bentrokan kedua klub di Kanjuruhan selesai pekan ini akan sulit. Sebab Arema niscaya tampil mati-matian untuk memutus puasa kemenangan mereka. Sedangkan di sisi lain, Persib juga ingin melanjutkan rentetan hasil aktual usai mengakhiri paceklik pekan kemudian ketika menumpas Mitra Kukar.
“Pertandingan ini akan sulit bagi kami dan juga mereka (Arema). Karena mereka ingin menang dan kita juga sama-sama ingin menang pada tubruk tandang,” ujar mantan ajudan instruktur Inter Milan ini.
sumber : ucnews.com
Langganan:
Postingan (Atom)