Kapten Real Madrid 'Racuni' Pemain Muda: Jangan Gabung Ke Barcelona!

Kapten Real Madrid 'Racuni' Pemain Muda: Jangan Gabung ke Barcelona!
 30 april 2018

Kapten Real Madrid, Sergio Ramos dikhabarkan memakai kekananannya dalam pasukan kebangsaan Sepanyol untuk meracun permata Real Sociedad, Alvaro Odriozola, untuk mengabaikan FC Barcelona.

Alvaro Odriozola kini menjadi subjek perbalahan kelab Eropah teratas.

Real Madrid dan Barca turut memburu pemain berusia 22 tahun itu.

Sebagai kapten Sepanyol dan Madrid, Sergio Ramos cuba mengambil peluang.

Pintu pintu berusia 32 tahun itu dikatakan cuba mensugesti ajaran Alvaro Odriozola untuk menolak Blaugrana dan menentukan Madrid.

"Jangan pergi ke Barcelona," kata Ramos mirip yang dipetik oleh BolaSport.com dari Diario Gol.

Ramos dan Odriozola bersama mempertahankan Sepanyol dalam dua perlawanan persahabatan yang berlangsung pada Mac melawan Jerman dan Argentina.
Itu adalah saat Ramos dipakai untuk memujuk juniornya.
Sebagai pemain pertahanan sayap, Odriozola menyerang serangan itu.
Ia mempunyai peluang yang sama untuk mencipta 1.35 setiap perlawanan.
Jumlahnya lebih tinggi daripada bek kanan Barcelona, ​​Sergi Roberto, yang mempunyai rekod 0.75 peluang setiap pertandingan.

Walau bagaimanapun, Odriozola masih di bawah Dani Carvajal yang merupakan pelanggan permulaan Madrid di bahagian kanan pertahanan (1.50).


sumber: bolasport.com

Hasil Liga Inggris: Manchester United Tekuk Arsenal

Hasil Liga Inggris: Manchester United Tekuk Arsenal

30 april 2018

Manchester - Dua pasukan dari Manchester, Manchester United dan juara Liga Perdana Inggeris Manchester City mencatatkan kemenangan pada ahad ke-35 pada Ahad (29/04/2018).

Manchester United menang 2-1 ke atas Arsenal di Old Trafford Stadium. Muncul lebih mengagumkan, Manchester United membuka peluang pada minit ke-14. Tendangan kaki kanan Paul Pogba dari jarak dekat mampu merobohkan penjaga gawang Arsenal yang mengantar David Ospina.

Arsenal hanya boleh membalas gol pada minit ke-51. Menerima maklum balas Granit Xhaka, Henrikh Mkhitaryan menakluk David de Gea dengan tembakan kaki kanannya dari luar kotak penalti.

Kemenangan Devils Red dijamin dalam periode kecederaan. Tandukan Marouane Fellaini menggunakan umpan perut Ashley Young untuk menciptakan MU berdiam diri Arsenal.

Dengan tiga mata embel-embel, Manchester United sekarang mengumpul 77 mata dan bertengger di daerah kedua. Mereka yakni lima mata di belakang Liverpool yang berada di daerah ketiga dalam Liga Perdana Inggeris.

Sementara itu, Manchester City memenangi kemenangan di Stadium London pada Ahad (29/4/2018) dalam Liga Perdana terus. Warga menang 4-1.

Pesta gol Manchester City dibuka oleh Leroy Sane pada minit ke-13 setelah mendapatkan maklum balas Sodoran Raheem Sterling. Kelebihan pasukan Pep Guardiola menjiplak gol selepas Pablo Zabaleta mencetak gol sendiri.

West Ham bersatu sepakan percuma bersatu, Aaron Cresswell pada final babak pertama untuk membuat skor 1-2. Manchester City menjaringkan dua gol aksesori pada babak kedua menerusi Gabriel Jesus dan Fernandinho.

Dengan keputusan ini, Manchester City telah mengantongi 93 mata dari 34 pertandingan, sementara West Ham abadi 15 dengan 35 mata.

Keputusan Liga Perdana Inggeris
Sabtu, 28 April, 2018

Liverpool 0-0 Stoke City

Burnley 0-0 Brighton

Crystal Palace 5-0 Leicester City

Huddersfield 0-2 Everton

Newcastle United 0-1 West Bromwich Albion

Southampton 2-1 Bournemouth

Swansea City 0-1 Chelsea

Ahad, 29 April, 2018

West Ham United 1-4 Manchester City

Manchester United 2-1 Arsenal



sumber: liputan6.com

The #10Yearchallenge May Have Peaked

#10YearChallenge - Paul Pogba, Jesse Lingard and Conor McGregor involved

The first big demam isu of 2019 has arrived.

It's simple to do - just put a picture of yourself on social media alongside one of you from 10 years ago, and use the hashtag #10YearChallenge.

Thousands of people are doing it, celebrities included - and some of the biggest names in sport have got involved, too.

Just look how much Manchester United midfielder Paul Pogba has changed in a decade...


His Red Devils team-mate Jesse Lingard probably outdoes him, but plenty of people are convinced the 26-year-old isn't playing by the 'rules'...

READ SOURCE

Sampaoli Bukan Jurulatih, Tetapi 'Kaki Pukul' !!!

Sampaoli bukan jurulatih, tetapi 'kaki pukul'

PARIS: Eric Cantona mengejek Jorge Sampaoli dengan berkata, pengendali itu 'satu-satunya kaki pukul kelab malam yang tidak boleh memilih siapa yang boleh masuk atau keluar', selepas jurulatih Argentina berkenaan dilaporkan hilang kawalan dalam bilik persalinan.

Sampaoli, yang menampilkan gaya biasa kaki pukul dengan kepala botak dan tatu penuh di tangan, menyaksikan penguasaannya hilang selepas Argentina tewas 0-3 di tangan Croatia pada perlawanan kedua peringkat kumpulan di Piala Dunia.

Ada laporan mengatakan pemain bintang, Lionel Messi yang mengendalikan skuad itu apabila Sampaoli tampak bertanya kepadanya sama ada dia boleh menurunkan Sergio Aguero pada perlawanan penting bertemu Nigeria.

Dan saat itu tidak terlepas daripada pandangan legenda Manchester United, Cantona yang berperanan sebagai 'Pesuruhjaya Bola Sepak' Piala Dunia Eurosport yang berkata: "Lionel Messi mungkin masih belum bergelar 'The GOAT (Terbaik Sepanjang Zaman), tetapi yang pasti ia ialah 'jurulatih'.

"Apabila Sampoli meminta kebenaran untuk membawa masuk Aguero, tiada keraguan lagi siapa bos sebenar dalam pasukan.

"Sebenarnya Sampaoli ialah satu-satunya kaki pukul kelab malam yang tidak boleh menentukan siapa yang boleh masuk atau keluar!".

Argentina mara ke kelompok 16 pasukan terakhir selepas Marcos Rojo menjaringkan gol kemenangan lewat ketika menentang Nigeria.

Namun, keinginan mereka berkecai apabila tumbang 3-4 kepada Perancis dalam tentangan peringkat 16 terbaik, malma tadi.

Mengulas lanjut, Sampoli mendakwa perbualannya dengan Messi di tepi padang tidak seperti digambarkan'. - Agensi

sumber : b.harian.com

Walaupun Berhasil Juara, 3 Kabar Jelek Ini Pribadi Menghampiri Indonesia U-22!

Walaupun Berhasil Juara, 3 Kabar Buruk Ini Langsung Menghampiri Indonesia U-22!

Timnas Indonesia U-22 berhasil meraih juara piala AFF U-22 dengan menumbangkan Thailand U-22, perlawanan Thailand di akhiri oleh Timnas Indonesia U-22 dengan skor 2-1, keberhasilan yang di raih oleh Timnas Indonesia U-22 tidak terlepas dari kegemilangan dan kekompakan para pemain di lapangan, seperti yang dilansir dari Bola.com (26/2/2019).


Indra Sjafri kembali berhasil membuat ibu pertiwi gembira pada raihan garuda muda, walaupun hanya mempunyai kala waktu yang terbilang singkat dalam mengatasi para pemain, akan tetapi Indra Sjafri mampu mengatasi semuanya dengan kerja keras dan kolaborasi tim di lapangan, Indra Sjafri yaitu sosok yang paling berpengaruh terhadap prestasi Garuda Muda U-22.

Walaupun berhasil juara, 3 kabar jelek ini pribadi hampiri Indonesia U-22, kabar buruk yang pertama yakni ketenangan para pemaindalam bertindak dan mengatasi lawan, pemain Timnas Indonesia U-22 sesekali terlalu emosi dalam menghentikan pemain Thailand, hal itu berbuah kartu merah bagi pemain Timnas Indonesia U-22, sehingga pemain Timnas Indonesia U-22 bermain 10 pemain.



Kabar buruk yang kedua yaitu fokus para pemain saat menghadapi pemain Thailand di dalam kotak penalti, pemain Timnas Indonesia sering kehilangan fokus ketika menghadapi pemain Thailand dan ancaman yang berdatangan, sehingga gawang Timnas Indonesia U-22 kebobolan.

Kabar buruk yang ketiga adalah ketengan dalam menghadapi peluang yang di dapatkan, bahu-membahu pemain Timnas Indonesia U-22 mampu mencetak 3 gol lebih, akan tetapi itu semua terbuang sia-sia alasannya pemain Indonesia U-22 terlalu terburu-buru dalam mengeksekusi peluang tersebut.


Kendati hal itu, Indra Sjafri di wajibkan memperbaiki 3 kabar jelek tersebut demi menciptakan Timnas Indonesia U-22 lebih baik lagi, pasalnya gelar juara AFF U-22 ialah awal dari semuanya.


sumber : ucnews.ucweb.co

Mantap, Timnas Indonesia Berhasil Kalahkan Timnas Jepang Tanpa Derma Pemain Naturalisasi

Mantap, Timnas Indonesia Berhasil Kalahkan Timnas Jepang Tanpa Bantuan Pemain Naturalisasi
30 april 2018

 Saat ini euforia sepakbola di Indonesia tengah dalam situasi yang sangat bergelora, dimana tidak hanya di Timnas Senior saja yang mendapatkan perhatian, namun juga di Timnas Junior tidak kalah ramai diperbincangkan. Jika kita melihat permainan Timnas Indonesia di segala level, memang terlihat perbedaan prestasi yang sangat mencolok.

Timnas Indonesia senior belum pernah sekalipun menjadi juara Piala AFF, namun Timnas Indonesia U-19 pernah meraih gelar paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara tersebut pada tahun 2013 silam. Aneh memang, dengan banyaknya pemain berkualitas yang memperkuat Timnas Indonesia, ternyata itu tidak cukup untuk membawa Indonesia menjadi juara, bahkan dikala Timnas Indonesia diperkuat oleh beberapa pemain naturalisasi.

Hal ini berbeda dengan Timnas Indonesia U-16, dimana tim asuhan Fachri Husaini ini justru memberikan satu cita-cita yang cukup besar bagi persepakbolaan Indonesia. Dilansir dari laman Kompas.com (30/4/2018) bahwa Timnas Indonesia U-16 berhasil menjadi juara Jenesys Cup 2018 setelah di partai puncak mengalahkan Timnas Vietnam dengan skor 1-0.

Namun kisah unik datang saat Timnas Indonesia berhadapan dengan tim tuan rumah Jepang di partai semifinal. Bayangkan saja, Jepang sendiri merupakan salah satu tim dengan kualitas sepakbola terbaik di Asia, namun Timnas Indonesia justru berhasil mengalahkannya dengan skor 1-0.

Kemenangan tersebut seperti menerangkan bahwa kekuatan Timnas Indonesia mungkin sudah berada satu level diatas Jepang untuk kategori Timnas Junior.

Jika saja skuad Timnas Indonesia U-16 ini mampu menawarkan permainan terbaik dan stabil, bukan tidak mungkin kedepannya Timnas Indonesia U-16 akan menjadi juara Piala AFC U-16 yang akan dihelat di Malaysia tahun ini.

Dilansir dari laman Bola.com (30/4/2018) bahwa Timnas Indonesia tergabung satu grup dengan Iran, Vietnam, dan India di Piala AFC U-16 nanti, dan kalau kita melihat dari segi kekuatan, mungkin hanya Vietnam dan Iran yang memiliki kualitas permainan setara atau lebih baik ketimbang Indonesia.

Lantas bagaimana dengan pendapat anda melihat perbedaan prestasi antara Timnas Indonesia di level senior dan bau kencur ini. Apakah anda yakin jika dalam 10 tahun kedepan Timnas Indonesia bisa berprestasi di kancah Asia atau dunia?.



sumber : ucnews.com

Indonesia U-22 Juara Aff, Komentar Sombong Pelatih Thailand Terbukti Salah Besar!

Indonesia U-22 Juara AFF, Komentar Sombong Pelatih Thailand Terbukti Salah Besar!

Timnas Indonesia U-22 asuhan Indra Sjafri berhasil menjadi juara Piala AFF U-22, hasil tersebut didapat sehabis mengalahkan Timnas Thailand di simpulan dengan skor 2-1.


Dilansir dari laman bola.net (26/2/19) Thailand sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Saringkan Promsupa. Namun Indonesia berhasil membalikan keadaan lewat gol Sani Riski dan Osvaldo Haay.

Gelar juara ini sekaligus membungkam komentar sombong instruktur Thailand sebelum tabrak tamat ini. Dilansir dari laman goal.com (26/2/19) berikut komentar sombong instruktur Thailand.

"Gaya main Indonesia memakai kekuatan fisik. Hal ini berbeda dengan tim-tim lainnya di turnamen," ucap Gama.
"Tugas saya kini yaitu menerapkan taktik yang sempurna kepada pemain. Pemain juga harus segera memulihkan kondisi. Saya yakin kami akan membawa pulang piala itu ke rumah," lanjutnya.

Komentar instruktur Thailand terbukti salah besar sebab menganggap Indonesia hanya mengandalkan kekuatan fisik. Padahal fakta dipertandingan selesai, Indonesia mencetak gol dari situasi cerdas ialah lewat tendangan jarak jauh yang dicetak Sani Riski dan Sundulan Osvaldo memanfaatkan umpan tendangan bebas.



sumber : trending.ucnews.ucweb.com