Selasa, 20 Juli 2021

Headline: Meniti Jalur Neraka 16 Besar Piala Dunia 2018

HEADLINE: Meniti Jalur Neraka 16 Besar Piala Dunia 2018

Moskow - Banyak yang kecewa dengan performa Inggris di tabrak terakhir Grup G Piala Dunia 2018, Kamis (28/6/2018) atau Jumat dinihari WIB. Berbekal tiket 16 besar Piala Dunia 2018 dalam genggaman, Inggris begitu santai saat duel lawan Belgia.

Saat tertinggal lewat gol Adnan Januzaj di menit ke-51, Inggris seperti tak berangasan untuk membalasnya. Inggris pun kalah 0-1 dan hanya jadi runner up Grup G, di bawah Belgia.

Padahal, di dua berkelahi awal, pasukan The Three Lions tampil begitu beringas. Mereka manghantam Tunisia 2-1 dan melumat Panama 6-1.


Penyerang andalan Inggris, Harry Kane bahkan jadi top scorer sementara dengan lima gol. Sayang, lawan Belgia, Kane hanya diberi kesempatan melaksanakan pemanasan, bukan menit bermain.

Banyak yang berspekulasi, Inggris memang tak berniat memenangkan sabung lawan Belgia. Sebab, mereka tak ingin masuk ke "jalur neraka" di fase 16 Besar Piala Dunia 2018.

Pasalnya, di bracket 16 besar Piala Dunia 2018, juara Grup G harus menghadapi lawan atau calon-calon lawan yang jauh lebih berat ketimbang yang didapatkan runner up. Ada Uruguay, Portugal, Prancis, Argentina, sampai Brasil.

Pelatih Inggris, Gareth Southgate, tentu saja membantah mereka sengaja mengalah. Dia menyebut, kiatnya melaksanakan delapan perubahan pada komposisi pemainnya, biar mereka mampu bugar saat tampil di fase 16 besar.

"Kami tentu saja ingin memenangkan pertandingan ini. Tapi, berkelahi 16 besar Piala Dunia 2018 yakni pertandingan terbesar kami. Kami harus menjamin pemain kami siap di pertandingan itu," ujar Southgate.


Kerja Berat Belgia

Faktanya, berstatus runner up Grup G, peluang Inggris untuk terus melangkah ke partai puncak memang seperti lebih besar. Jika mampu menekuk Kolombia di 16 besar Piala Dunia 2018, Inggris "hanya" akan berhadapan dengan pemenang Swiss vs Swedia di perempat selesai.

Hanya Spanyol mungkin yang akan jadi lawan terberat Inggris di sisi kanan bracket 16 besar Piala Dunia 2018. Dan, itu pun hanya akan terjadi di semifinal. Jika bukan Spanyol, "pilihannya" mampu Kroasia, Denmark, atau ruan rumah Rusia.

Bandingkan dengan Belgia, sang juara Grup D, yang berada di sisi kiri alias "jalur neraka" bracket 16 besar. Jika mampu mengalahkan Jepang, mereka akan berhadapan dengan pemenang Brasil vs Meksiko di perempat akhir.

Setelah itu, pemenang dari laga Prancis vs Argentina dan Uruguay vs Portugal akan menunggu, kalau Belgia mampu melangkah ke semifinal. Untungnya, instruktur Belgia, Roberto Martinez, tak terlalu peduli tentang hal ini. "Saat ini, prioritas kami yakni lawan Jepang (di 16 besar)," ujarnya mirip dikutip espn.

Bandingkan dengan Belgia, sang juara Grup D, yang berada di sisi kiri alias "jalur neraka" bracet 16 besar. Jika bisa mengalahkan Jepang, mereka akan berhadapan dengan pemenang Brasil vs Meksiko di perempat final.


Mantan pelatih Everton ini tak menampik kemungkinan jalan terjal yang dihadapinya. Namun, kata Martinez, itu harus mereka hadapi kalau ingin berprestasi di Piala Dunia.

"Kami punya kesempatan untuk berbuat banyak dan memperlihatkan talenta yang kami itu. Itu kami lakukan di fase grup," Martinez menambahkan. "Semua orang di Belgia harus gembira kepada tim ini."


Final Kepagian

Memang, sulit dimungkiri path kiri dari bracet 16 besar Piala Dunia 2018 lebih menjanjikan langgar-laga lebih sengit ketimbang sisi kanan. Di luar Belgia vs Jepang, tiga adu lainnya: Prancis vs Argentina, Uruguay vs Portugal, dan Brasil vs Meksiko, bahkan layak dibilang sebagai "tamat kepagian".

Terutama Prancis vs Argentina yang akan jadi adu pertama di fase 16 besar 2018. Ini yakni dua tim juara dunia. Prancis jadi juara di tahun 1998. Sedangkan Argentina, dua kali memenangkan Piala Dunia: 1978 dan 1986.

Tak heran, perang urat syaraf pun sudah mulai terdengar sejak saat ini. Bahkan, penyerang Argentina, Lionel Messi, yang biasanya kalem, tak kuasa untuk tidak sesumbar.

Messi pun optimistis timnya mampu melewati perlawanan Prancis di babak gugur nanti. "Kami sudah menonton semua pertandingan Prancis," ujar Messi mirip yang dilansir Sportsmole.


Pembuktian Messi


Bisa jadi, ini merupakan bentuk keyakinan diri Messi yang telah kembali usai membawa Argentina lolos ke 16 besar. Maklum, sebelumnya, Messi dan Argentina kerap dihujat alasannya adalah tampil buruk di dua berkelahi awal fase grup.

Bagi Messi, ajang 16 besar dan selanjutnya juga akan menjadi ujian tersendiri. Kritik dan hujatan yang dia mampu di fase, harus bisa dia bungkam dengan prestasi gemilang Argentina.

Begitu juga Neymar bersama Brasil, Cristiano Ronaldo bersama Portugal, Luis Suarez bersama Uruguay, serta Paul Pogba bersama Prancis-nya. Mereka semua sempat dikritik, namun bangkit secara perlahan.

Hanya, masalahnya ya itu tadi. Mampukah mereka meniti "jalur neraka" hingga hingga partai puncak?


sumber : liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar