Bermain di Klub Inggris, Pemain Ini Ingin Bela Timnas Indonesia
Pemain yang kini bergabung dengan Reading FC, Darren Sidoel mengaku berminat untuk bermain membela Timnas Indonesia. Sidoel memiliki garis keturunan Indonesia dari ayahnya yang menikah dengan wanita asal Suriname.
Pemain yang berusia 20 tahun tersebut sebelumnya sempat membela klub asal Belanda, Jong Ajax dan berhasil menjadi juara. Penampilan Sidoel membuat klub asal Divisi Championship, Reading FC mendatangkan pemain yang memiliki kakek asal Wonosobo tersebut.
Memiliki garis keturunan asal Indonesia, Sidoel masih punya hasrat untuk membela Timnas Indonesia.
"Jika PSSI ingin mengundang saya untuk membela timnas, maka saya akan bahagia untuk berbicara dengan mereka soal peluang tersebut dan mempertimbangkan bermain untuk timnas Indonesia," ujar Sidoel dilansir dari Goal.com.
"Ketika bertumbuh akil balig cukup akal, Anda akan memiliki minat lain dan Indonesia yang ada dalam garis keturunan saya ada dalam minat saya dikala ini." ucap Sidoel.
Selain Sidoel, ada juga pemain keturunan lainnya adalah Sandy Walsh yang sempat menyatakan minatnya tampil untuk Indonesia. Namun PSSI sampai sekarang masih belum melakukan pendekatan lebih lanjut.
sumber : bolalob.com
Jumat, 25 September 2020
Rabu, 23 September 2020
Mengejutkan, Ezechiel Mendapat Pelengkap Hukuman Berat
Pelatih Persib Bandung Mario Gomez mempertanyakan terkait hukuman berat berupa pelarangan bermain sebanyak tiga kali dan denda sebanyak Rp 20 juta yang akan diberikan Komdis PSSI kepada striker Persib Bandung Ezechiel NDouassel tersebut. Namun Mario Gomez mempertanyakan sanksi itu. Pasalnya sang mesin pencetak gol Maung Bandung tidak boleh bermain tiga kali bukan dua kali pertandingan.“Saya enggak mengerti, kenapa enggak ada pihak yang bisa menjelaskan, kenapa Ezechiel harus mangkir di tiga pertandingan. Tiga, bukan dua, tiga (pertandingan),” kata Mario Gomez di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung, baru-baru ini.
Menurut pelatih asal Argentina itu, Aliando yang julukan Ezechiel sudah memdapat dua eksekusi. Tapi dikala ini, Aliando mendapatkan eksekusi embel-embel. “Saya enggak ngerti ke PSSI, juga ke Komdis ini persoalan bagi saya. Kenapa jadi tiga? Tapi its okay. Mereka punya waktu untuk memperbaiki PSSI,” jelasnya. Mario Homez berharap ke depannya PSSI bisa memperbaiki terkait keputusan eksekusi terhadap pemain Liga 1. Terlebih untuk dilema putusan eksekusi yang diberikan kepada Aliando. Bahkan, Mario Gomez berharap ada pihak seperti FIFA yang bisa mengajari Komdis PSSI terkait aturan tersebut.
“Mungkin mereka bisa buat keputusan lebih anggun dan bikin hukuman Ezechiel jadi cuma dua. Saya tidak mengerti, mungkin FIFA mampu mengajari mereka (PSSI),” ujarnya. Sementara, Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, sempat menelepon Waketum PSSI, Joko Driyono soal eksekusi Ezechiel N’Douassel. Dia mempertanyakan soal eksekusi yang bertubi-tubi dijatuhkan oleh timnya. Maung Bandung – julukan Persib, memang harus kembali kehilangan pemainnya dalam langgar selanjutnya. Itu setelah Ezechiel disanksi Komdis PSSI selama tiga pertandingan akibat menyikut pemain Barito Putera.
Sebelumnya, Bojan Malisic juga harus dieksekusi dua pertandingan karena pelanggaran yang serupa. Kondisi itu yang membuat Umuh berang dengan menyebut ada yang mencoba mengganjal Persib untuk mampu menjuarai Liga 1 2018. “Saya sempat menelepon Joko Driyono, saya bicara baik-baik, aku tanya, ada apa dengan Persib, kenapa dengan Persib? Saya disuruh bikin surat keberatan, sudah bicara nanti tinggal bagaimana dikabulkan atau tidaknya,” ungkap Umuh saat dihubungi wartawan. Menurut Umuh, eksekusi kepada Ezechiel tak terlalu terang. Makanya pihak Persib mempertanyakan sanksi tersebut. “Kan ini tidak terperinci, pelanggaran disiplin saja. Suratnya juga tak terperinci, seperti apa kejadiannya, menit ke berapa, siapa dengan siapa,” tandas dia.
Sumber:
jabarekspres.com/2018/hukuman-untuk-ezechiel-diperberat/amp/
UCnews.com
Menurut pelatih asal Argentina itu, Aliando yang julukan Ezechiel sudah memdapat dua eksekusi. Tapi dikala ini, Aliando mendapatkan eksekusi embel-embel. “Saya enggak ngerti ke PSSI, juga ke Komdis ini persoalan bagi saya. Kenapa jadi tiga? Tapi its okay. Mereka punya waktu untuk memperbaiki PSSI,” jelasnya. Mario Homez berharap ke depannya PSSI bisa memperbaiki terkait keputusan eksekusi terhadap pemain Liga 1. Terlebih untuk dilema putusan eksekusi yang diberikan kepada Aliando. Bahkan, Mario Gomez berharap ada pihak seperti FIFA yang bisa mengajari Komdis PSSI terkait aturan tersebut.
“Mungkin mereka bisa buat keputusan lebih anggun dan bikin hukuman Ezechiel jadi cuma dua. Saya tidak mengerti, mungkin FIFA mampu mengajari mereka (PSSI),” ujarnya. Sementara, Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, sempat menelepon Waketum PSSI, Joko Driyono soal eksekusi Ezechiel N’Douassel. Dia mempertanyakan soal eksekusi yang bertubi-tubi dijatuhkan oleh timnya. Maung Bandung – julukan Persib, memang harus kembali kehilangan pemainnya dalam langgar selanjutnya. Itu setelah Ezechiel disanksi Komdis PSSI selama tiga pertandingan akibat menyikut pemain Barito Putera.
Sebelumnya, Bojan Malisic juga harus dieksekusi dua pertandingan karena pelanggaran yang serupa. Kondisi itu yang membuat Umuh berang dengan menyebut ada yang mencoba mengganjal Persib untuk mampu menjuarai Liga 1 2018. “Saya sempat menelepon Joko Driyono, saya bicara baik-baik, aku tanya, ada apa dengan Persib, kenapa dengan Persib? Saya disuruh bikin surat keberatan, sudah bicara nanti tinggal bagaimana dikabulkan atau tidaknya,” ungkap Umuh saat dihubungi wartawan. Menurut Umuh, eksekusi kepada Ezechiel tak terlalu terang. Makanya pihak Persib mempertanyakan sanksi tersebut. “Kan ini tidak terperinci, pelanggaran disiplin saja. Suratnya juga tak terperinci, seperti apa kejadiannya, menit ke berapa, siapa dengan siapa,” tandas dia.
Sumber:
jabarekspres.com/2018/hukuman-untuk-ezechiel-diperberat/amp/
UCnews.com
Senin, 21 September 2020
Kontroversi Atlet Judo Tolak Lepas Hijab, Pelajaran Penting Bagi Indonesia
Kontroversi Atlet Judo Tolak Lepas Hijab, Pelajaran Penting Bagi Indonesia
Kontroversi penolakan atlet judo Indonesia, Miftahul Jannah, untuk melepas hijab di Asian Para Games 2018, Senin (8/10) memang menggemparkan masyarakat. Meski begitu, ini dinilai sebagai pelajaran penting bagi tim Indonesia. Ketua National Paralympic Committee (NPC), Senny Marbun pun telah meminta maaf atas keteledoran pihaknya dalam memahami regulasi.
Miftahul dijadwalkan bertanding di JIEXPO Kemayoran, pukul 10.18 WIB di nomor -52 kg kategori low vision untuk melawan wakil Mongolia, Oyun Gantulga pada Senin (8/10), namun beliau batal bertanding setelah menolak melepas hijab dikala memasuki arena matras dan didiskualifikasi oleh wasit.
Larangan wasit itu sudah sesuai dengan hukum yang ditetapkan Federasi Internasional Judo. Penutup kepala memang tidak diizinkan untuk digunakan murni untuk keselamatan para atlet. Selain judo, ada cabor renang yang memang tidak membolehkan atribut di kepala. Senny pun berjanji melakukan evaluasi biar kejadian tersebut tidak terulang.
Direktur Sport INAPGOC Fanny Irawan mengatakan polemik ini telah tamat. Semua pihak menyadari kesalahannya. "Saya salut dengan NPC yang mengakui keteledoran dalam memahami regulasi. Pemimpin seperti Senny Marbun ini patut dijadikan tauladan. Makara semua telah clear. Mari kita terus memberi semangat kepada para atlet kita," kata Fanny, dalam konferensi pers di GBK Arena, Jakarta.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Mulyana, juga mengimbau agar problem ini tidak perlu diperdebatkan. "Jangan sampai memengaruhi semangat dan fokus atlet. Ketidakpahaman regulasi ini jadi pelajaran berharga buat kita semua," ujarnya.
sumber : bola.net
Kontroversi penolakan atlet judo Indonesia, Miftahul Jannah, untuk melepas hijab di Asian Para Games 2018, Senin (8/10) memang menggemparkan masyarakat. Meski begitu, ini dinilai sebagai pelajaran penting bagi tim Indonesia. Ketua National Paralympic Committee (NPC), Senny Marbun pun telah meminta maaf atas keteledoran pihaknya dalam memahami regulasi.
Miftahul dijadwalkan bertanding di JIEXPO Kemayoran, pukul 10.18 WIB di nomor -52 kg kategori low vision untuk melawan wakil Mongolia, Oyun Gantulga pada Senin (8/10), namun beliau batal bertanding setelah menolak melepas hijab dikala memasuki arena matras dan didiskualifikasi oleh wasit.
Larangan wasit itu sudah sesuai dengan hukum yang ditetapkan Federasi Internasional Judo. Penutup kepala memang tidak diizinkan untuk digunakan murni untuk keselamatan para atlet. Selain judo, ada cabor renang yang memang tidak membolehkan atribut di kepala. Senny pun berjanji melakukan evaluasi biar kejadian tersebut tidak terulang.
Direktur Sport INAPGOC Fanny Irawan mengatakan polemik ini telah tamat. Semua pihak menyadari kesalahannya. "Saya salut dengan NPC yang mengakui keteledoran dalam memahami regulasi. Pemimpin seperti Senny Marbun ini patut dijadikan tauladan. Makara semua telah clear. Mari kita terus memberi semangat kepada para atlet kita," kata Fanny, dalam konferensi pers di GBK Arena, Jakarta.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Mulyana, juga mengimbau agar problem ini tidak perlu diperdebatkan. "Jangan sampai memengaruhi semangat dan fokus atlet. Ketidakpahaman regulasi ini jadi pelajaran berharga buat kita semua," ujarnya.
sumber : bola.net
Kamis, 17 September 2020
Like Father, Like Son: Anak Cristiano Ronaldo Cetak 2 Gol Brilian
Like Father, Like Son: Anak Cristiano Ronaldo Cetak 2 Gol Brilian
Cristiano Ronaldo Jr terus menunjukkan potensi dirinya untuk menjadi pemain mahir. Dia baru saja mencetak dua gol berkelas di tim perguruan Juventus.
Aksi terbaru Ronaldo Jr terekam oleh Cristiano Ronaldo yang kemudian beliau posting melalui akun media sosial. Ronaldo kecil mencetak dua gol berkelas untuk timnya dalam sebuah pertandingan di sekolah tinggi Binconeri.
Yang pertama beliau lakukan melalui agresi individu dikala menusuk dari sisi kanan dan melewati satu pemain lawan. Masuk kotak penallti, Ronaldo Jr memperdaya kiper dengan melakukan roll ball dikala tinggal berhadapan satu lawan satu. Sontekan pelan yang menjadi gol menyudahi aksinya.
Sementara gol kedua tercipta setelah ia juga menusuk dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan melepaskan tembakan keras ke sudut bawah gawang di tiang jauh.
Ini bukan kali pertama Ronaldo memamerkan skill hebat anaknya di atas lapangan. Ronaldo pernah memposting video anaknya melepaskan tendangan bebas akurat, ada juga foto mereka berdua tengah berlatih bersama di gym.
"Dia akan mirip saya, aku yakin, 100%. Saya harap dengan pengalaman aku, motivasi saya, target aku, aku bisa mengajarinya beberapa hal. Tapi Anda tahu, beliau bisa menjadi apa saja sesuai impian ia," ucap Ronaldo ihwal anaknya beberapa waktu lalu.
sumber : detiksport.com
Cristiano Ronaldo Jr terus menunjukkan potensi dirinya untuk menjadi pemain mahir. Dia baru saja mencetak dua gol berkelas di tim perguruan Juventus.
Aksi terbaru Ronaldo Jr terekam oleh Cristiano Ronaldo yang kemudian beliau posting melalui akun media sosial. Ronaldo kecil mencetak dua gol berkelas untuk timnya dalam sebuah pertandingan di sekolah tinggi Binconeri.
Yang pertama beliau lakukan melalui agresi individu dikala menusuk dari sisi kanan dan melewati satu pemain lawan. Masuk kotak penallti, Ronaldo Jr memperdaya kiper dengan melakukan roll ball dikala tinggal berhadapan satu lawan satu. Sontekan pelan yang menjadi gol menyudahi aksinya.
Sementara gol kedua tercipta setelah ia juga menusuk dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan melepaskan tembakan keras ke sudut bawah gawang di tiang jauh.
Ini bukan kali pertama Ronaldo memamerkan skill hebat anaknya di atas lapangan. Ronaldo pernah memposting video anaknya melepaskan tendangan bebas akurat, ada juga foto mereka berdua tengah berlatih bersama di gym.
"Dia akan mirip saya, aku yakin, 100%. Saya harap dengan pengalaman aku, motivasi saya, target aku, aku bisa mengajarinya beberapa hal. Tapi Anda tahu, beliau bisa menjadi apa saja sesuai impian ia," ucap Ronaldo ihwal anaknya beberapa waktu lalu.
sumber : detiksport.com
Bukan Evan Dimas, Pemain Inilah Roh Timnas Indonesia Yang Sebetulnya
Timnas Indonesia telah melalui tabrak berat dalam ajang Anniversary Cup 2018, Evan Dimas dan mitra-mitra bisa meladeni tiga tim tangguh Asia mirip Bahrain, Korea Utara, dan Uzbekistan.
Hasilnya cukup baik, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah berada di posisi tiga klasemen tamat denga sekali kalah dan dua kali imbang. Di tiga pertandingan penggawa Garuda Muda bermain ofensif. Hanya kelemahan di penyelesaian simpulan menciptakan timnas tak mencatak satu gol pun, mirip dilansir dari bola.com (04/05/2018).
Dalam tiga pertandinga yang dilakoni Indonesia lini belakang dan lini tengah nampak begitu solid. Lini tengah yang di tempati Zulfiandi, Hargianto, dan Evan Dimas bergantian dengan Septian David, nampak begitu hidup.
Khusu untuk Zulfiandi, dialah pemain yang sangat penting kiprahnya. Permainnanya sederhana namun mampu mengalirkan bola dengan cepat dan baik. Zulfiandi juga kokoh dalam membantu pertahanan, dialah roh timnas bekerjsama.
Jika kita lihat dari bebrapa uji coba yang telah dilakoni timnas, permainan lini tengah timnas kini lebih matang dan meyakinkan dengan kehadiran Zulfiandi. Bertukar tugas dengan Hargianto, nampaknya Zulfiandi lebih maksimal.
Ketika masih membela timnas di bawah Indar Sjafri, Zulfiandi bermain sebagai gelandang penghubung, namun peran itu sekarang di emban oleh Hargianto dan Zulfiandi lebih berperan sebagai gelandang jangkar.
Sejatinya dari era timnas U-19 pemain inilah (Zulfiandi) nyawa sebetulnya timnas. Walau memang Evan Dimas tampil mengesankan dengan penguasaan bola dan banyak gol, namun peran Zulfiandi sangat vital walau nampak sederhana.
Hal tersebut terlihat sekarang dikala timnas bermain dengan Zulfiandi, lini tengah lebih hidup dengan ataupun tanpa Evan Dimas. Tapi harus diakui adanya Evan Dimas menambah kematangan penguasaan bola. Namun saat Luis Milla memilih memasang Septian David, permainan lini tengah Indonesia pun tak jauh timpang bahkan terlihat lebih bertenaga.
Sumber: UCnews.com
Hasilnya cukup baik, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah berada di posisi tiga klasemen tamat denga sekali kalah dan dua kali imbang. Di tiga pertandingan penggawa Garuda Muda bermain ofensif. Hanya kelemahan di penyelesaian simpulan menciptakan timnas tak mencatak satu gol pun, mirip dilansir dari bola.com (04/05/2018).
Dalam tiga pertandinga yang dilakoni Indonesia lini belakang dan lini tengah nampak begitu solid. Lini tengah yang di tempati Zulfiandi, Hargianto, dan Evan Dimas bergantian dengan Septian David, nampak begitu hidup.
Khusu untuk Zulfiandi, dialah pemain yang sangat penting kiprahnya. Permainnanya sederhana namun mampu mengalirkan bola dengan cepat dan baik. Zulfiandi juga kokoh dalam membantu pertahanan, dialah roh timnas bekerjsama.
Jika kita lihat dari bebrapa uji coba yang telah dilakoni timnas, permainan lini tengah timnas kini lebih matang dan meyakinkan dengan kehadiran Zulfiandi. Bertukar tugas dengan Hargianto, nampaknya Zulfiandi lebih maksimal.
Ketika masih membela timnas di bawah Indar Sjafri, Zulfiandi bermain sebagai gelandang penghubung, namun peran itu sekarang di emban oleh Hargianto dan Zulfiandi lebih berperan sebagai gelandang jangkar.
Sejatinya dari era timnas U-19 pemain inilah (Zulfiandi) nyawa sebetulnya timnas. Walau memang Evan Dimas tampil mengesankan dengan penguasaan bola dan banyak gol, namun peran Zulfiandi sangat vital walau nampak sederhana.
Hal tersebut terlihat sekarang dikala timnas bermain dengan Zulfiandi, lini tengah lebih hidup dengan ataupun tanpa Evan Dimas. Tapi harus diakui adanya Evan Dimas menambah kematangan penguasaan bola. Namun saat Luis Milla memilih memasang Septian David, permainan lini tengah Indonesia pun tak jauh timpang bahkan terlihat lebih bertenaga.
Sumber: UCnews.com
Senin, 14 September 2020
Luis Milla: Saya Heran Kenapa Banyak Yang Membencinya Padahal Dia Penting Bagi Aku
Luis Milla merasa puas atas kinerja anak asuhnya sehabis berhasil menggondol tiga gol ke gawang Hong Kong dalam sabung sengit pertandingan terakhir Asian Games 2018. Hasil ini juga menciptakan Indonesia mampu lolos dengan mudah ke babak 16 besar dan akan menemukan lawan yang cukup berimbang.
Mereka dikabarkan bakal melawan UEA yang sudah menanti di babak 16 besar sehabis mereka menempuh jalan sebagai tim peringkat ketiga terbaik dilansir dari Kompas (20/8/2018).
Namun, sepanjang perjalanan Timnas Indonesia U-23 ini tidak terlepas juga dari gemilangnya salah satu winger mereka yakni Febri Hariyadi. Dia tidak kenal lelah dalam berlari dan mengeksplorasi setiap wilayah pertahanan lawan.
Hasilnya mampu anda lihat ketika dalam beberapa pertandingan nama Febri selalu dapat tempat utama dari Luis Milla. Karena tidak dipungkiri bahwa Milla sangat suka dengan gaya bermain Febri ini walau pada tubruk melawan Laos Febri sempat menerima sentilan dari Milla sebab terlalu banyak menciptakan kesalahan soal operan.
Akan tetapi Milla juga merasa heran terhadap masyarakat Indonesia yang masih ada menaruh kebencian kepada Febri.
"Saya heran kenapa banyak yang membencinya, padahal beliau sangat penting bagi saya." Ucap Milla.
Hal ini mungkin melandasi bagaimana rivalitas klub kerap masih terbawa-bawa dikala mendukung timnas Indonesia berlaga dan ini yang menciptakan Milla merasa aneh.
Sumber: UCnews.com
Jumat, 11 September 2020
Mantap! Dipanggil Luis Milla, Pemain Ganas Ini Siap Berkostum Timnas
Tumpulnya lini depan timnas pada turnamen Anniversary Cup 2018 menciptakan pelatih timnas U-23 Luis Milla harus mencari lagi striker yang lebih tajam jelang event Asian Games. Beberapa nama memang sudah dikantongi pelatih asal Spanyol tersebut.
Salah satunya adalah bomber Sriwijaya FC Beto Goncalves. Pemain asal Brazil yang sudah usang menetap 12 tahun di Indonesia kini sudah resmi menjadi WNI. Selain Beto nama lainnya yang muncul ke permukaan yaitu striker Madura United Greg Nwokolo dan Boaz Salossa (Persipura).
Penyerang berusia 37 tahun milik Sriwijaya FC Alberto 'Beto' Goncalves menegaskan bahwa dirinya selalu siap kalau timnas menginginkan dirinya untuk memperkuat tim Merah Putih untuk ajang Asian Games maupun Piala AFF 2018. Menurutnya, bisa berseragam timnas akan menjadi hadiah bagi dirinya.
“Dia sempat telepon aku, dan kami berbicara dalam bahasa Spanyol. Dia bilang kepada saya mungkin ada kesempatan untuk masuk ke timnas. Saya selalu siap, karena saya sudah bekerja dengan maksimal di klub,” ujar Beto.
“Saya sudah menjadi warga negara Indonesia, dan saya akan bahagia jikalau dipanggil ke timnas. Keluarga di Brasil juga ikut mendukung. Karir tertinggi pesepakbola ialah timnas. Ini akan menjadi hadiah untuk aku sehabis 12 tahun berada di sini.” tambah Beto, seperti dilansir dari laman bola.com (04/05/2018).
Salah satunya adalah bomber Sriwijaya FC Beto Goncalves. Pemain asal Brazil yang sudah usang menetap 12 tahun di Indonesia kini sudah resmi menjadi WNI. Selain Beto nama lainnya yang muncul ke permukaan yaitu striker Madura United Greg Nwokolo dan Boaz Salossa (Persipura).
Penyerang berusia 37 tahun milik Sriwijaya FC Alberto 'Beto' Goncalves menegaskan bahwa dirinya selalu siap kalau timnas menginginkan dirinya untuk memperkuat tim Merah Putih untuk ajang Asian Games maupun Piala AFF 2018. Menurutnya, bisa berseragam timnas akan menjadi hadiah bagi dirinya.
“Dia sempat telepon aku, dan kami berbicara dalam bahasa Spanyol. Dia bilang kepada saya mungkin ada kesempatan untuk masuk ke timnas. Saya selalu siap, karena saya sudah bekerja dengan maksimal di klub,” ujar Beto.
“Saya sudah menjadi warga negara Indonesia, dan saya akan bahagia jikalau dipanggil ke timnas. Keluarga di Brasil juga ikut mendukung. Karir tertinggi pesepakbola ialah timnas. Ini akan menjadi hadiah untuk aku sehabis 12 tahun berada di sini.” tambah Beto, seperti dilansir dari laman bola.com (04/05/2018).
Langganan:
Postingan (Atom)