Timnas Indonesia telah melalui tabrak berat dalam ajang Anniversary Cup 2018, Evan Dimas dan mitra-mitra bisa meladeni tiga tim tangguh Asia mirip Bahrain, Korea Utara, dan Uzbekistan.
Hasilnya cukup baik, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah berada di posisi tiga klasemen tamat denga sekali kalah dan dua kali imbang. Di tiga pertandingan penggawa Garuda Muda bermain ofensif. Hanya kelemahan di penyelesaian simpulan menciptakan timnas tak mencatak satu gol pun, mirip dilansir dari bola.com (04/05/2018).
Dalam tiga pertandinga yang dilakoni Indonesia lini belakang dan lini tengah nampak begitu solid. Lini tengah yang di tempati Zulfiandi, Hargianto, dan Evan Dimas bergantian dengan Septian David, nampak begitu hidup.
Khusu untuk Zulfiandi, dialah pemain yang sangat penting kiprahnya. Permainnanya sederhana namun mampu mengalirkan bola dengan cepat dan baik. Zulfiandi juga kokoh dalam membantu pertahanan, dialah roh timnas bekerjsama.
Jika kita lihat dari bebrapa uji coba yang telah dilakoni timnas, permainan lini tengah timnas kini lebih matang dan meyakinkan dengan kehadiran Zulfiandi. Bertukar tugas dengan Hargianto, nampaknya Zulfiandi lebih maksimal.
Ketika masih membela timnas di bawah Indar Sjafri, Zulfiandi bermain sebagai gelandang penghubung, namun peran itu sekarang di emban oleh Hargianto dan Zulfiandi lebih berperan sebagai gelandang jangkar.
Sejatinya dari era timnas U-19 pemain inilah (Zulfiandi) nyawa sebetulnya timnas. Walau memang Evan Dimas tampil mengesankan dengan penguasaan bola dan banyak gol, namun peran Zulfiandi sangat vital walau nampak sederhana.
Hal tersebut terlihat sekarang dikala timnas bermain dengan Zulfiandi, lini tengah lebih hidup dengan ataupun tanpa Evan Dimas. Tapi harus diakui adanya Evan Dimas menambah kematangan penguasaan bola. Namun saat Luis Milla memilih memasang Septian David, permainan lini tengah Indonesia pun tak jauh timpang bahkan terlihat lebih bertenaga.
Sumber: UCnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar