Senin, 26 Juli 2021

Artis Muda Ganteng Ini Rela Terima Luna Maya Apa Adanya, Tak Peduli Usia Dan Era Lalunya!



Artis Muda Tampan Ini Rela Terima Luna Maya Apa Adanya, Tak Peduli Usia dan Masa Lalunya!

Artis anggun Luna Maya sekarang memang tengah jadi sorotan publik pasca kabar kandasnya korelasi asmara Luna dengan Reino Barack. Namun tiba-tiba saja muncul pengakuan yang mencengangkan dari seorang artis muda nan tampan berjulukan Ricky Zakno.

Seperti terlihat dalam video di youtube.com/slidegossip channel (30/11/2018), Ricky Zakno mengaku punya perasaan lebih dengan Luna Maya meskipun dirinya belum mengenal secara pribadi artis pemain drama Suzanna tersebut. "Aku menyukai sosok Luna Maya udah usang sih, alasannya adalah beliau itu manis, baik, pengertian, lemah lembut dan kayaknya mengayomi juga sih hehe," ungkap Ricky Zakno.

Yang lebih mencengangkan, Ricky mengaku ingin menjadi kekasih hati Luna Maya dan mau mendapatkan era lalunya, meskipun usia Luna lebih bau tanah darinya. "Pertama alasan aku ingin jadi pacarnya ia alasannya aku pingin ngerasain pacaran sama yang umurnya di atas aku, alasannya yang saya rasakan wanita yang umurnya lebih akil balig cukup akal dari pada saya mampu memahami aku, mengayomi saya, gitu. Dia juga kini terlihat makin remaja, makin humble dan pastinya udah nggak kekanak-kanakan lagi ya. Jadi pastinya beliau taulah gimana caranya nge-treat saya, asikkkk hehe kok nge-treat sih," ujar Ricky Zakno.


Bagi Ricky Zakno, era kemudian Luna Maya yang sudah diketahui publik bukanlah masalah besar baginya, sebab buat Ricky yang terpenting adalah abad depannya bersama Luna. "Ya bagi saya sih mau era kemudian seburuk apapun itu, tetep kan beliau ialah manusia, semua kita punya abad kemudian juga. Kaprikornus berpikir ke depan, melihat kurun depan, itu aja sih simple, gak usah dibikin ribet," paparnya.


Terakhir, Ricky pun berharap Luna Maya mau membalas perasaannya, apalagi sesudah melihat video pengakuannya tersebut. "Semoga Kak Luna ngelihat video ini dan maybe beliau bisa berubah pikiran gitu setelah melihat video ini bahwa ada seseorang yang suka sama dia," pungkas Ricky.




Baca Sumber

Sabtu, 24 Juli 2021

Madrid Sudah Siapkan Loker Untuk Neymar

Madrid Sudah Siapkan Loker Untuk Neymar

 Bek kanan Real Madrid, Dani Carvajal sudah mempersiapkan loker kosong di ruang ganti tim untuk Neymar kalau pada kesudahannya Los Blancos berhasil merayu megabintang PSG itu untuk hengkang ke lain klub.


Neymar memang terus dikaitkan dengan Madrid sehabis melewati semusim bersama PSG. Karena ambisinya sebagai pemain terbaik, Neymar dinilai harusnya bergabung bersama Madrid untuk memaksimalkan potensinya.

Carvajal pun mengaku beliau akan menyambut kedatangan Neymar ke Santiago Bernabeu. Menurutnya tidak hanya beliau yang siap melakukannya, melainkan seluruh pemain Real Madrid. (fft/dre)

Menyiapkan Loker

Walaupun demikian, sampai sekarang Carvajal belum berani berbicara banyak soal kemungkinan bergabungnya Neymar. Sampai ketika ini belum ada kabar terbaru yang bisa dia bagikan, tetapi ia yakin Madrid akan mendapatkannya jikalau sang presiden bersikeras.

"Jika beliau dilahirkan untuk bermain di Madrid, aku tidak berani berbicara soal itu," ujar Carvajal dikutip dari fourfourtwo.

"Madrid selalu menginginkan yang terbaik di dunia. Jika presiden berniat mendatangkannya, kami harus menyiapkan loker."

Odriozola

Selain Neymar, Madrid dikala ini tengah berusaha mendatangkan bek kanan sebagai pelapis Carvajal. Terbukti trend kemudian Madrid selalu kesulitan jikalau Carvajal harus bolos, dan salah satu pemain yang dinilai menjadi jawaban adalah Alvaro Odriozola.

"Jika pelatih (Julen Lopetegui) dan presiden percaya hal itu diperlukan, selamat tiba."

"Saya kira beliau (Odriozola) yakni pemain andal, muda, dengan kemampuan defensif ahli. Dia adalah pemain yang sangat komplet," pungkasnya.


sumber : bola.net

Selasa, 20 Juli 2021

Headline: Meniti Jalur Neraka 16 Besar Piala Dunia 2018

HEADLINE: Meniti Jalur Neraka 16 Besar Piala Dunia 2018

Moskow - Banyak yang kecewa dengan performa Inggris di tabrak terakhir Grup G Piala Dunia 2018, Kamis (28/6/2018) atau Jumat dinihari WIB. Berbekal tiket 16 besar Piala Dunia 2018 dalam genggaman, Inggris begitu santai saat duel lawan Belgia.

Saat tertinggal lewat gol Adnan Januzaj di menit ke-51, Inggris seperti tak berangasan untuk membalasnya. Inggris pun kalah 0-1 dan hanya jadi runner up Grup G, di bawah Belgia.

Padahal, di dua berkelahi awal, pasukan The Three Lions tampil begitu beringas. Mereka manghantam Tunisia 2-1 dan melumat Panama 6-1.


Penyerang andalan Inggris, Harry Kane bahkan jadi top scorer sementara dengan lima gol. Sayang, lawan Belgia, Kane hanya diberi kesempatan melaksanakan pemanasan, bukan menit bermain.

Banyak yang berspekulasi, Inggris memang tak berniat memenangkan sabung lawan Belgia. Sebab, mereka tak ingin masuk ke "jalur neraka" di fase 16 Besar Piala Dunia 2018.

Pasalnya, di bracket 16 besar Piala Dunia 2018, juara Grup G harus menghadapi lawan atau calon-calon lawan yang jauh lebih berat ketimbang yang didapatkan runner up. Ada Uruguay, Portugal, Prancis, Argentina, sampai Brasil.

Pelatih Inggris, Gareth Southgate, tentu saja membantah mereka sengaja mengalah. Dia menyebut, kiatnya melaksanakan delapan perubahan pada komposisi pemainnya, biar mereka mampu bugar saat tampil di fase 16 besar.

"Kami tentu saja ingin memenangkan pertandingan ini. Tapi, berkelahi 16 besar Piala Dunia 2018 yakni pertandingan terbesar kami. Kami harus menjamin pemain kami siap di pertandingan itu," ujar Southgate.


Kerja Berat Belgia

Faktanya, berstatus runner up Grup G, peluang Inggris untuk terus melangkah ke partai puncak memang seperti lebih besar. Jika mampu menekuk Kolombia di 16 besar Piala Dunia 2018, Inggris "hanya" akan berhadapan dengan pemenang Swiss vs Swedia di perempat selesai.

Hanya Spanyol mungkin yang akan jadi lawan terberat Inggris di sisi kanan bracket 16 besar Piala Dunia 2018. Dan, itu pun hanya akan terjadi di semifinal. Jika bukan Spanyol, "pilihannya" mampu Kroasia, Denmark, atau ruan rumah Rusia.

Bandingkan dengan Belgia, sang juara Grup D, yang berada di sisi kiri alias "jalur neraka" bracket 16 besar. Jika mampu mengalahkan Jepang, mereka akan berhadapan dengan pemenang Brasil vs Meksiko di perempat akhir.

Setelah itu, pemenang dari laga Prancis vs Argentina dan Uruguay vs Portugal akan menunggu, kalau Belgia mampu melangkah ke semifinal. Untungnya, instruktur Belgia, Roberto Martinez, tak terlalu peduli tentang hal ini. "Saat ini, prioritas kami yakni lawan Jepang (di 16 besar)," ujarnya mirip dikutip espn.

Bandingkan dengan Belgia, sang juara Grup D, yang berada di sisi kiri alias "jalur neraka" bracet 16 besar. Jika bisa mengalahkan Jepang, mereka akan berhadapan dengan pemenang Brasil vs Meksiko di perempat final.


Mantan pelatih Everton ini tak menampik kemungkinan jalan terjal yang dihadapinya. Namun, kata Martinez, itu harus mereka hadapi kalau ingin berprestasi di Piala Dunia.

"Kami punya kesempatan untuk berbuat banyak dan memperlihatkan talenta yang kami itu. Itu kami lakukan di fase grup," Martinez menambahkan. "Semua orang di Belgia harus gembira kepada tim ini."


Final Kepagian

Memang, sulit dimungkiri path kiri dari bracet 16 besar Piala Dunia 2018 lebih menjanjikan langgar-laga lebih sengit ketimbang sisi kanan. Di luar Belgia vs Jepang, tiga adu lainnya: Prancis vs Argentina, Uruguay vs Portugal, dan Brasil vs Meksiko, bahkan layak dibilang sebagai "tamat kepagian".

Terutama Prancis vs Argentina yang akan jadi adu pertama di fase 16 besar 2018. Ini yakni dua tim juara dunia. Prancis jadi juara di tahun 1998. Sedangkan Argentina, dua kali memenangkan Piala Dunia: 1978 dan 1986.

Tak heran, perang urat syaraf pun sudah mulai terdengar sejak saat ini. Bahkan, penyerang Argentina, Lionel Messi, yang biasanya kalem, tak kuasa untuk tidak sesumbar.

Messi pun optimistis timnya mampu melewati perlawanan Prancis di babak gugur nanti. "Kami sudah menonton semua pertandingan Prancis," ujar Messi mirip yang dilansir Sportsmole.


Pembuktian Messi


Bisa jadi, ini merupakan bentuk keyakinan diri Messi yang telah kembali usai membawa Argentina lolos ke 16 besar. Maklum, sebelumnya, Messi dan Argentina kerap dihujat alasannya adalah tampil buruk di dua berkelahi awal fase grup.

Bagi Messi, ajang 16 besar dan selanjutnya juga akan menjadi ujian tersendiri. Kritik dan hujatan yang dia mampu di fase, harus bisa dia bungkam dengan prestasi gemilang Argentina.

Begitu juga Neymar bersama Brasil, Cristiano Ronaldo bersama Portugal, Luis Suarez bersama Uruguay, serta Paul Pogba bersama Prancis-nya. Mereka semua sempat dikritik, namun bangkit secara perlahan.

Hanya, masalahnya ya itu tadi. Mampukah mereka meniti "jalur neraka" hingga hingga partai puncak?


sumber : liputan6.com

Rabu, 14 Juli 2021

'Neymar Memang Tukang Diving'

'Neymar Memang Tukang Diving'

Pemain tengah Mexico, Andres Guardado memberi pendapatnya mengenai Neymar. Guardado memanggil Neymar sebagai pemain yang sering menyelam dan menunjukkan tindak balas yang berlebihan apabila bertarung dengan lawan.

Neymar mempunyai gaya bermain yang menarik dan cenderung menjadi provokatif. Neymar sering memperlihatkan cara yang boleh menciptakan emosi lawan. Di samping itu, kemampuan Neymar untuk memproses bola juga sering menciptakan lawan menghentikannya dengan amis.


Tetapi Neymar juga dianggap sering menyelam. Hanya dengan sedikit impak, Neymar sering gagal, terutamanya dalam kotak penalti. Guardado meminta Mexico untuk berwaspada terhadap aspek itu.

Mexico akan menghadapi Brazil dalam 16 terakhir Piala Dunia 2018. Kedua-dua pasukan akan bertemu pada Isnin (02/07) pada pukul 21:00 malam.

Neymar Suka Menyelam
Neymar Suka Menyelam
Guardado mengingatkan bahawa Neymar telah lama dikenali mempunyai aspek pembangkang dalam permainannya. Di samping ingin rakan-rakannya bersedia dengan ulah Neymar lalu, Guardado juga berharap pengadil itu dapat menghentikan tindakan menyelam Neymar.

Guardado percaya pengadil itu akan menjadi adil dan tidak akan tertipu dengan tipu tipu daya Neymar. lebih-lebih lagi, kali ini pengadil sudah mempunyai dukungan besar dalam bentuk VAR yang akan dapat mengesan sama ada terdapat pelanggaran atau hanya penyelaman.

"Kita semua tahu Neymar, bukan saya yang patut menilai Neymar, tetapi pengadil dan FIFA," jelas kapten pasukan kebangsaan Mexico itu kepada ESPN.

"Sekarang mereka memiliki VAR, mereka perlu melihat gaya Neymar, pengadil berhati-hati dan bekerja dengan baik kerana kita semua tahu Neymar telah membesar-besarkan pertempuran, dan ia sering jatuh ke tanah tetapi aku ulangi bahawa ia Neymar, yang boleh menilai Neymar yaitu pengadil, bukan kami. "

The Curse Against Brazil

Dalam sejarah, Mexico tidak pernah bisa menentang Brazil dalam perlawanan Piala Dunia. Tetapi Guardado tidak mahu menjadi pesimis kerana semua rekod niscaya akan diselesaikan.

Satu teladan adalah rekod Mexico melawan Jerman. Sebelum ini, Mexico tidak dapat menang menentang Jerman, tetapi dalam Piala Dunia kali ini mereka dapat mengalahkan juara bertahan.

"Sebelum ini, kami tidak pernah menewaskan Jerman dalam Piala Dunia, tapi kali ini kami boleh melakukannya. Kami akan melaksanakan segala yang kami mampu untuk membuat sejarah, statistik tidak akan tegas."

"Kami tidak fikir bahawa permainan ini akan menjadi yang terakhir buat kami di Piala Dunia ini, dan kami bermotivasi untuk menghadapi Brazil, kami yakin kami akan berada di dalam permainan kelima, kami mempunyai motivasi tinggi untuk meraih ke suku selesai."

Kekalahan Daripada Sweden

Mexico menjalani dua perlawanan awal dalam peringkat kumpulan dengan baik. Mereka boleh menewaskan Brazil dan kemudian mengalahkan Costa Rica. Tetapi dalam perlawanan terakhir, Mexico membantai Sweden dengan skor 0-3.

Guardado mengakui bahawa ia kecewa dengan keputusannya. Selain itu, Mexico gagal memenangi kumpulan kerana kekalahan besar.

"Kami adalah sebahagian daripada kumpulan yang paling sukar dalam Piala Dunia ini, kami tidak berpuas hati kerana kami dilarang menjadi pemenang kumpulan, tetapi semuanya berada di tangan kami, adil atau tidak, kami tidak peduli kerana sekarang semuanya berlaku.

"Kami harus meninggalkan semua masalah yang salah yang kami lakukan dalam perlawanan menentang Sweden, kami perlu menganalisis semua yang konkret dan membawanya ke permainan." Ramai rakan sekerja aku fikir permainan itu akan menjadi kasus yang paling penting dalam hidup mereka.


sumber: bola.net

Manchester United: Have Fans Reluctantly Accepted Their Team's 'B-List' Status?


Manchester United: Have fans reluctantly accepted their team's 'B-List' status?

Manchester United's hopes and ambitions have slipped so alarmingly this season that a routine show of grit that left them eighth in the Premier League drew warm applause from Old Trafford at its conclusion.

Jose Mourinho's side battled back twice to earn a point in an eventful, if scrappy, 2-2 draw against Arsenal - but was the sanguine reaction at the final whistle acceptance this is now as good as it gets under the current regime?

United are eight points adrift of fourth-placed Chelsea, 18 behind leaders Manchester City, and are the only team in the Premier League's top nine with a minus goal difference.

They have taken only three points from their past four games, including draws with strugglers Crystal Palace and Southampton.

And while this was a performance that contained many admirable qualities when measured in grit and character, it showed no signs of being the early stage of development into a team that could claim the big prizes.

It still, however, drew a relatively satisfied response from a remarkably patient United fanbase, who would previously have accepted what they saw as the basic starting point not the major plus.

Mourinho's apparent confusion over his best team meant seven alterations to his starting line-up from Saturday's 2-2 draw at Southampton took the number of changes in the Premier League this season to 46.

And credit must be given to the likes of Eric Bailly, who performed well, and fellow defender Diogo Dalot, who confirmed his promise. Mourinho was right to praise them.

But the brutal truth is, while Mourinho's men were unquestionably fired up and there were flashes of former United and Arsenal clashes with the sight of flying footwear and prostrate bodies that would have been appreciated by heavyweight boxer Tyson Fury - who watched from the directors' box, this was a night that will not linger long in the memory.

Painfully for United and Mourinho, he seems to now accept the obvious inferiority to Manchester City. This is even before he contemplates Liverpool's clear superiority.

He said: "In the last four matches, we didn't lose. Bad results? Yes - but four matches we didn't lose. Before we lost against Manchester City, everybody loses."

If not exactly defeatist talk, it is certainly the language of a manager having to lower his sights as never before.

And judging by the apparent satisfaction with a share of the spoils from an uninspiring display, many United supporters have joined him.

Where is Man Utd's quality?
Mourinho made two huge selection calls in leaving out his biggest signings - Paul Pogba and Romelu Lukaku.

He wrote in his programme notes: "There isn't space for people who are not ready to give their all."

There is no suggestion he specifically meant these two players, who cost £89m and £75m respectively, but the message had been sent.

It was a brave call by a manager who knew his strategy was high-risk, especially had United lost, although it was hardly a glorious advert for the success of his major purposes.

Pogba is simply too erratic while Lukaku cuts a bulky, muscular figure seemingly robbed of the explosive qualities that were his trademark.

Even goalkeeper David de Gea is having an erratic season by his standards, having to redeem himself with several fine saves after an awful attempt to deal with Shkodran Mustafi's tame header for Arsenal's first goal.

What was not in doubt was the commitment of United's players. They were, despite all the noise swirling around Mourinho, playing for their manager.

No-one can doubt the honesty and character. Those who forged a draw against a team unbeaten in 20 matches gave their all.

The duduk perkara in the wider context is this United squad is nowhere near good enough when measured against the best.

United's attack has fluidity in Anthony Martial, Marcus Rashford and Jesse Lingard, but this is a stodgy side producing stodgy performances.

The fact this was regarded as a reasonable improvement on recent offerings, despite another draw, is a commentary on United's season so far.

How long will patience last?
Every game carries high stakes for United and Mourinho now - but there are no signs of uprising among the fans.

The team cannot afford to falter against struggling Fulham at Old Trafford on Saturday, but they can at least travel to Valencia for their simpulan Champions League group game with qualification for the knockout phase assured.

It is then that Mourinho faces what amounts to the acid test when he visits a familiar proving ground - the Anfield home of long-time adversaries Liverpool on 16 December.

If he can somehow fashion a result there against a side unbeaten in the league this season, it might maintain some of the old belief in Mourinho's powers. A defeat might just test the patience he is being shown.

But, for now, Mourinho and United's supporters appear to have reluctantly accepted their 'B-List' status.

SOURCE

Kamis, 08 Juli 2021

Ralph Hasenhuttl: New Southampton Boss Prepared For 'Tough Challenge'


Ralph Hasenhuttl: New Southampton boss prepared for 'tough challenge'

New Southampton boss Ralph Hasenhuttl says he wants to "get his name known in the Premier League" with the "challenge" that awaits him at St Mary's.

Hasenhuttl was named Saints manager on Wednesday, replacing Mark Hughes who was sacked earlier in the week.

Southampton, who suffered a 3-1 defeat to Tottenham on Wednesday, are currently 18th in the Premier League.

"It is a logical next step in my career," said the Austrian, 51.

"It is my goal to get my name known here in the Premier League.

"I had a few successful years in Germany and was thinking about my next step, and it challenged me to stand in front of a new team with a new language."

Hasenhuttl led former club RB Leipzig to a second-place finish in the Bundesliga in his first full season in charge, after taking over following their promotion from the second tier.

But he inherits a Southampton side who have picked up just nine points from their opening 15 games of the season, with a visit to Cardiff next on Saturday.

"The first sasaran is to get out of the relegation zone. The focus for the near future has to be to move as quickly as we can up the table," he said. "It is tough but I am not frightened.

"We have a lot of games coming up and if you know my football it is about pelatihan sessions and habits so when you don't have the chance to train it can be difficult to change things.

"My goal is to develop the players as quickly as possible. It is about getting the defence stabilised quickly."

SOURCE