Sabtu, 24 Desember 2022

‘Kejam’!! Peraturan Liga Malaysia Ini Hampir Mengusir Para Pemain Indonesia Dari Negeri Jiran

‘Kejam’!!  Peraturan Liga Malaysia Ini Hampir Mengusir Para Pemain Indonesia dari Negeri Jiran

Setelah menggemparkan publik Asia Tenggara lewat pencoretan KuantamFA. Operator kompetisi sepak bola negeri tetangga tersebut yaitu Malaysia Football League (MFL) pernah mengeluarkan peraturan yang mampu mengancam pemain Asia Tenggara. Aturan yang bisa dikatakan juga bisa mengusir pemain tanah air yang berkarier di sana. Namun bagi pihak Malaysia hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sepak bola negeri jiran menjadi lebih baik lagi.



Kabar terbarunya seperti mengutip di laman Bola.com, salah satu regulasi yang dibuat tersebut menyangkut mengenai pemain asing ada di sana. Kendati kita serumpun, namun EvanDimas dan mitra-mitra tetaplah dianggap seorang punggawa Asing. Peraturan baru yang diterbitkan tersebut mengatur bagaimana klub yang ada disana hanya diperbolehkan memakai 5 pemain abnormal. Dengan catatan 3 ASEAN, 1 pemain Asia dan 1 punggawa gila. Jumlah yang sebetulnya apabila dijumlahkan berbeda jauh dengan Indonesia yang hanya menggunakan sistem 3+1.



Namun permasalah bukan itu, peraturan yang digunakan trend 2018 ini mengharuskan pemain yang berdarah Asia Tengara sudah pernah menjalani 30 kali caps atau laga bersama Timnasnya masing-masing. Bagi pesepak bola tempat ASEAN harus dibuktikan pemain bersangkutan lewat surat resmi dari Federasi. Tapi jumlah itu termasuk adu uji coba atau resmi dan tingkatan umur dikala membela Tim Merah Putih belum dijelaskan.


Tapi dalam perkembanganyahinga kompetisi negeri jiran berlangsung para pemain tanah air yang ada disana tetap saja bisa berlaga. Padahal secara stastistik nama-nama anak bangsa macam EvanDimas, Ilham Udin Armaiyn (Selangor FA), Andik Vermansah (Kedah FA), Achmad Jufriyanto (Kuala Lumpur FA), Ferdinand Sinaga (KelantanFA) dan David Lali (Felcra FC) belum ada yang mencapai angka 30 pertandingan apabila hitungan Timnas Senior.


Kondisi tersebut seolah menjadi sebuah gambaran apabila kompetisi Malaysia atau Indonesia mempunyai kesamaan dalam dilema menjalankan peraturan. Kendati dalam urusan menghukum tim liga terkena problem financial lebih tegas mereka, namun dalam beberapa hal banyak yang sama. Ya, walaupun dalam perjalanannya kompetisi disana sudah sukses membuat Timnas meraih beberapa gelar juara.


BACA SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar